Friday, February 7, 2020

Sumber Daya Fungsional dan Kapabilitas

mengamati sumber daya fungsional dan kapabilitas, manajemen SDM, MSDM Strategis, budaya perusahaan sebagai sumber keunggulan,

2.1  Mengamati Sumber Daya Fungsional dan Kapabilitas
Sumber Daya adalah Segala sesuatu yg dpt dimanfaatkan (punya potensi untuk dimanfaatkan) untuk memenuhi kebutuhan manusia. Manusia adalah sumber daya karena manusia (tenaga, pikiran, waktu) dapat dimanfaatkan untuk memenuhi manusia lain (melaksanakan program kegiatan organisasi guna mencapai tujuan organisasi).
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam suatu organisasi. Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Jadi, manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan institusi/organisasi. Selanjutnya, MSDM berarti mengatur, mengurus SDM berdasarkan visi perusahaan agar tujuan organisasi dapat dicapai secara optimum. Karenanya, MSDM juga menjadi bagian dari Ilmu Manajemen (Management Science) yang mengacu kepada fungsi manajemen dalam pelaksanaan proses-proses perencanaan, pengorganisasian, staffing, memimpin dan mengendalikan.
2.1.1   Manajemen SDM
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Menurut A.F. Stoner Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah proses memperoleh, melatih, menilai, dan memberikan kompensasi kepada karyawan, memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan, keamanan dan masalah keadilan.
MSDM juga dirtikan sebagai Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dari pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian dan pemeliharaan tenaga kerja dengan maksud untuk membantu mencapai tujuan organisasi, individu dan masyarakat.
Foulkes (1975) memprediksi bahwa peran SDM dari waktu ke waktu akan semakin strategis dengan ucapan berikut: “For many years it has been said that capital is the bottleneck for a developing industry. I don’t think this any longer holds true. I think it’s the work force and the company’s inability to recruit and maintain a good work force that does constitute the bottleneck for production. … I think this will hold true even more in the future.”
Tidak heran jika sekarang untuk SDM yang handal digunakan terminologi human capital yang semakin santer kita dengar.
MSDM sesuai dengan fungsi MSDM yaitu hal ihwal staffing dan personalia dalam organisasi, yang mencakup analisis tugas/jabatan, rekrutmen dan seleksi calon tenaga kerja, orientasi, pelatihan, pemberian imbalan, penilaian dan pengembangan SDM. Karena sebagian atau seluruh tugas tentang penempatan personalia yang tepat untuk tugas yang tepat, orientasi, pelatihan, pemberian imbalan, promosi, pendisiplinan serta penilaian kerja untuk perbaikan kinerja merupakan tugas setiap manajer maka scope MSDM mencakup seluruh tugas tentang SDM yang diemban oleh setiap manajer. Dan aspek manajemen serta SDM demikian strategis dan demikian luasnya, maka MSDM melibatkan banyak aspek, terutama dengan faktor-faktor lingkungan internal organisasi (kekuatan dan kelemahan) serta lingkungan eksternal (peluang dan ancaman). Tantangan manajer masa kini adalah merespons perubahan-perubahan eksternal agar faktor-faktor lingkungan internal perusahaan menjadi kuat dan kompetitif.
2.1.2   MSDM Strategis
Dessler (2000) mendefinisikan Manajemen SDM strategis sebagai berikut: “Strategic Human Resource Management is the linking of Human Resource Management with strategic role and objectives in order to improve business performance and develop organizational cultures and foster innovation and flexibility”. Jelaslah bahwa para manajer harus mengaitkan pelaksanaan MSDM dengan strategi organisasi untuk meningkatkan kinerja, mengembangkan budaya korporasi yang mendukung penerapan inovasi dan fleksibilitas.
Peran strategis SDM dalam organisasi bisnis dapat dielaborasi dari segi teori sumber daya, di mana fungsi perusahaan adalah mengerahkan seluruh sumber daya atau kemampuan internal untuk menghadapi kepentingan pasar sebagai faktor eksternal utama. Sumber daya sebagaimana disebutkan di atas, adalah SDM strategis yang memberikan nilai tambah (added value) sebagai tolok ukur keberhasilan bisnis. Kemampuan SDM ini merupakan competitive advantage dari perusahaan. Dengan demikian, dari segi sumber daya, strategi bisnis adalah mendapatkan added value yang maksimum yang dapat mengoptimumkan competitive advantage. Adanya SDM ekspertis: manajer strategis (strategic managers) dan SDM yang handal yang menyumbang dalam menghasilkan added value tersebut merupakan value added perusahaan. Value added adalah SDM strategis yang menjadi bagian dari human capital perusahaan.
1.      Manajemen SDM memiliki Peran, Fungsi, Tugas dan Tanggung Jawab :
A.       Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja / Preparation and selection
1)        Persiapan
Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber daya manusia dengan menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul. Yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan perkiraan / forecast akan pekerjaan yang lowong, jumlahnya, waktu, dan lain sebagainya. Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan persiapan, yaitu faktor internal seperti jumlah kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi, departemen yang ada, dan lain-lain. Faktor eksternal seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi pasa tenaga kerja, dan lain sebagainya.
2)      Rekrutmen tenaga kerja / Recruitment
Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai, karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan sdm oraganisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini diperluka analisis jabatan yang ada untuk membuat deskripsi pekerjaan / job description dan juga spesifikasi pekerjaan / job specification.

a)        Seleksi tenaga kerja / Selection
Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat hidup / cv / curriculum vittae milik pelamar. Kemudian dari cv pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis, wawancara kerja / interview dan proses seleksi lainnya.
b)      Pengembangan dan evaluasi karyawan / Development and evaluation
Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan harus menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Untuk itu diperlukan suatu pembekalan agar tenaga kerja yang ada dapat lebih menguasai dan ahli di bidangnya masing-masing serta meningkatkan kinerja yang ada. Dengan begitu proses pengembangan dan evaluasi karyawan menjadi sangat penting mulai dari karyawan pada tingkat rendah maupun yang tinggi.
c)      Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai / Compensation and protection
Kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara teratur dari organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang tepat sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada lingkungan eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada dapat menyebabkan masalah ketenaga kerjaan di kemudian hari atau pun dapat menimbulkan kerugian pada organisasi atau perusahaan. Proteksi juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi perkerja tersebut dapat tetap maksimal dari waktu ke waktu
2.      Manajemen Sumber Daya Manusia Sebagai Salah Satu Fungsi Perusahaan
Sebagai salah satu pilar fungsi perusahaan, manajemen sumber daya manusia merupakan tonggak utama dalam pertimbangan pengambilan keputusan tiga fungsi lainnya : keuangan, pemasaran, operasi/produksi. Permasalahan dalam manajemen sumber daya manusia mulai dari peranan budaya perusahaan, pengaruh perubahan lingkungan luar dan dalam, sampai pada motivasi dan manajemen konflik, akan ikut menentukan kebijakan fungsional perusahaan tersebut.
·         Pengembangan Sumber Daya Manusia, Langkah Strategis Perusahaan
Sumber daya manusia dalam perusahaan merupakan aset yang paling berharga. Optimalisasi hasil pencapaian perusahaan akan sangat didukung oleh peningkatan peran para manajer fungsional yang terlibat dalam pengelolaan sumber daya manusia. Perubahan lingkungan bisnis yang begitu cepat menuntut pengelolaan sumber daya manusia secara terpadu antara pemahaman sistem dan manusia yang ditunjang oleh saling pengertian antar manajer fungsional.
Dewasa ini aspek pengembangan sumber daya manusia semakin mendapat perhatian khusus dari para pimpinan perusahaan. Pimpinan perusahaan memperhatikan aspek sumber daya manusia dalam menentukan pola penentuan strategi dan kebijakan secara terpadu. Pengelolaan faktor sumber daya manusia sangat penting karena memegang peran utama dalam pelaksanaan kegiatan fungsi-fungsi yang lain dalam perusahaan.



·         Peran Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi
Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen yang memfokuskan perhatiannya pada pengaturan peranan sumber daya manusia dalam kegiatan suatu organisasi.
Dalam mencapai tujuannya tentu suatu organisasi memerlukan sumber daya manusia sebagai pengelola sistem, agar sistem ini berjalan tentu dalam pengelolaanya harus memperhatikan beberapa aspek penting seperti pelatihan, pengembangan, motivasi dan aspek-aspek lainya. Hal ini akan menjadikan manajemen sumber daya manusia sebagai salah satu indikator penting pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Sumber daya manusia merupakan asset organisasi yang sangat vital, karena itu peran dan fungsinya tidak bisa digantikan oleh sumber daya lainnya. Betapapun modern teknologi yang digunakan, atau seberapa banyak dana yang disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yan professional semuanya menjadi tidak bermakna (Tjutju,2008).
Eksistensi sumber daya manusia dalam kondisi lingkungan yang terus berubah tidak dapat dipungkiri, oleh karena itu dituntut kemampuan beradaptasi yang tinggi agar mereka tidak tergilas oleh perubahan itu sendiri. Sumber daya manusia dalam organisasi harus senantiasa berorientasi terhadap visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi di mana dia berada di dalamnya (Tjutju, 2008).
·         Untuk mencapai visi, misi, dan tujuan tersebut tentu manusia tersebut harus mempunyai nilai kompetensi, karakteristik kompentensi menurut Spencer and spencer (1993:9-11) ada lima karakteristik kompentensi yaitu:
Ø  Motif (motive), apa yang secara konsisten dipikirkan atau keinginan-keinginan yang menyebabkan melakukan tindakan. Apa yang mendorong, perilaku yang mengarah dan dipilih terhadap kegiatan atau tujuan tertentu.
Ø  Sifat/ciri bawaan (trait), ciri fisik dan reaksi-reaksi yang bersifat konsisten terhadap situasi atau informasi.
Ø  Konsep diri (self concept), sikap, nilai dari orang-orang.
Ø  Pengetahuan (knowledge), yaitu suatu informasi yang dimiliki seseorang pada bidang yang spesifik. Pengetahuan merupakan kompetensi yang kompleks. Biasanya tes pengetahuan mengukur kemampuan untuk memilih jawaban yang paling benar, tapi tidak bisa melihat apakah seseorang dapat melakukan pekerjaan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya itu.
Ø  Keterampilan (skill), kemampuan untuk mampu melaksanakan tugas-tugas fisik dan mental tertentu.
Walaupun demikian agar peran sumber daya manusia tersebut dapat sinkron dengan visi, misi, tujuan dan harapan organisasi maka manusia sebagai selah satu sumber daya harus dapat melakukan penyesuaian terhadap perkembangan organisasi yang semakin komppetitive. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi dan merespon perubahan tersebut, menurut (Tjutju,2008) ada empat strategi utama untuk melakukan perubahan, yaitu dengan melakukan:
Ø  Pengendalian diri secara lebih baik dengan disertai kearifan.
Ø  Beradaftasi dengan perubahan yang terjadi sambil mengubah paradigma berfikir dan bertindak.
Ø  Komunikasi yang efektif untuk membangun kepercayaan dan mengembangkan networking.
Ø  Penyelarasan dan/atau menyeimbangkan antara kematangan IQ,EQ dan ESQ.
Dengan stategi tesebut, sekurang-kurangnya sumber daya manusia dalam organisasi akan melakukan upaya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan global yang cenderung bersifat tanpa batas.
Menurut Lengnick-Hall(2003:34-35) ada empat peran baru yang mesti dijalankan oleh manajemen sumber daya manusia dalam menghadapi sejumlah tantangan global, yaitu:
Ø  Human Cafital Steward
Ø  Knowledge Facilitator.
Ø  Relationship Builder
Ø  Rapid Deployment Specialist
Cakupan MSDM
Ø  Melakukan analisis jabatan
Ø  Merencanakan kebutuhan tenaga kerja dan merekrut calon tenaga kerja
Ø  Menyeleksi calon tenaga kerja
Ø  Memberikan orientasi dan pelatihan bagi karyawan baru
Ø  Menata olah upah dan gaji
Ø  Menyediakan insentif dan kesejahteraan
Ø  Menilai kinerja
Ø  Mengkomunikasikan (wawancara, penyuluhan, pendisiplinan).
Ø  Pelatihan dan pengembangan.
Ø  Membangun komitmen karyawan.
MSDM penting bagi Manajer karena agar tidak terjadi :
Ø  Mempekerjakan orang tidak cocok dengan pekerjaan
Ø  Mengalami perputaran karyawan yang tinggi
Ø  Menemukan orang-orang Anda tidak melakukan yang terbaik
Ø  Perusahaan berurusan dengan pengadilan
Ø  Perusahaan berada di bawah undang-undang keselamatan kerja
Ø  Memiliki karyawan yang berfikir bahwa gaji mereka tidak adil
Ø  Membiarkan kekurangan pelatihan
Ø  Praktik tenaga kerja yang tidak adil
MSDM yang Strategik
o   Kenyataan bahwa karyawan dewasa ini adalah sentral untuk mencapai keunggulan bersaing telah mengarah ke munculnya bidang yang dikenal sebagai MSDM yang Strategik
o   MSDM yang Strategik didefinisikan sebagai tautan dari SDM dengan tujuan dan sasaran strategik untuk meningkatkan kinerja bisnis dan mengembangkan kultur organisasi

Peran MSDM sebagai Mitra Strategik
o    Pandangan bahwa SDM itu langsung operasional dan kegiatan SDM sama sekali tidak strategic
o    Pandangan yang lebih canggih SDM hanya untuk mencocokkan strategi perusahaan
o    MSDM merupakan suatu mitra sejajar dalam proses perencanaan strategi
Peran MSDM dalam Perumusan Strategi
o  MSDM dapat memainkan peran sebagai pengamatan lingkungan
o  SDM adalah suatu posisi yang unik untuk memasok inteligensi bersaing yang mungkin bermanfaat dalam proses perencanaan strategic
o  SDM juga berpartisipasi dalam proses formulasi strategi dengan mensuply informasi tentang kekuatan dan kelemahan internal perusahaan
o  Kekuatan dan kelemahan sdm memiliki satu efek pada kelangsungan hidup dari pilihan strategik perusahaan
SDM diarahkan untuk mengembangkan dan melaksanakan program yang dirancang untuk menciptakan sebuah kultur perusahaan yang mencapai :
o  Doronglah satu semangat kerja tim dan kerjasama dalam dan di tengah unit bisnis untuk bekerja menuju sasaran bersama, dengan satu tekanan pada mengidentifikasi, mengakui, dan mengimbali keunggulan individu dan unit
o  Doronglah sikap kewiraswastaan dikalangan manajer dan sikap berfikir inovatif di kalangan karyawan
o  Tekankanlah komonalitas kepentingan diantara karyawan dan pemegang saham
Manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah fungsi yang berhubungan dengan mewujudnya hasil tertentu melalui kegiatan orang-orang. Hal ini berarti bahwa sumber daya manusia berperan  penting dan dominan dalam manajemen.
MSDM mengatur dan menetapkan program kepegawaian yang mencangkup masalah-masalah sebagai berikut:
o  Menetapkan jumlah, kualitas dan penempatkan tenaga kerja yang efektif sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan job description, job specification, job requirement, dan job evaluation.
o  Menetapkan penarikan, seleksi, dan penempatan karyawan berdasarkan asas the right man in the right place dan the right man in the right job.
o  Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi dan pemberhentian
o  Meramalkan permintaan dan penawaran sumber daya manusia pada masa yang akan datang
o  Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan perkembangan perusahaan pada khususnya.
o  Memonitor dengan cermat undang-undang perburuhan dan kebijaksanaan pemberian balas jasa perusahaan-perusahaan sejenis
o  Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh
o  Melaksanakan pendidikan, latihan dan penilaian prestasi karyawan
o  Mengatur mutasi karyawan baik vertikal maupun horisontal
o  Mengatur pensiun, pemberhentian dan pesangaonnya.
Peran MSDM diakui sangat menentukan bagi terwujudnya tujuan, tetapi untuk memimpin unsur manusia ini sangat sulit dan rumit.Tenaga kerja manusia selain mampu, cakap, dan terampil, juga tidak kalah pentingnya kemauan dan kesungguhan mereka untuk bekerja efektif dan efisien. Kemampuan karyawan dan kecakapan kurang berarti jika tidak diikuti moral kerja dan kedisiplinan karyawan dalam mewujudkan tujuan.
            Pekerjaan Manajemen Manajer Sumber Daya Manusia:
1.      Perencanaan : Menentukan sasaran dan standar-standar, membuat aturan dan prosedur, menyusun rencana-rencana dan melakukan peramalan.
2.      Pengorganisasian : Memberikan tugas spesifik kepada setiap bawahan, membuat devisi-devisi, mendelegasikan wewenang kepada bawahan, meembuat jalur wewenang. dan komunikasi, dan mengoordinasikan pekerjaan bawahan.
3.      Penyusunan staf : Menentukan tipe orang yang harus dipekerjakan, merekrut calon karyawan, memilih karyawan, menetapkan standar prestasi, memberikan kompensasi kepeda karyawan, mengevaluasi prestasi , memberikan konseling kepada karyawan, melatih dan mengembangkan karyawan.
4.      Kepemimpinan : Mendorong orang lain untuk menyelesaikan pekerjaan, mempertahankan semangat kerja, dan memotivasi bawahan.
5.      Pengendalian : Menetapkan standar seperti kuota penjualan,standar penjualan, standar kualitas, atau tingkat produksi, memerika untuk melihat bagaimana prestasi yang dicapai dibandingkan dengan standar-standar ini, melakukan koreksi jika dibutuhkan.
Konsep-konsep dan Teknik yang Dibutuhkan Untuk Menentukan Aspek ”Manusia” atau Personil Dalam Manajemen, yaitu :
1.      Melakukan analisis pekerjaan (menetukan pekerjaan setiap karyawan).
2.      Merencanakan kebutuhan tenaga kerja dan merekrut calon karyawan.
3.      Memilih calon karyawan.
4.      Mengorientasikan dan melatih karyawan-karyawan baru.
5.      Mengatur upah dan gaji (memberikan konseling dan memberikan disiplin).
6.      Memberikan insentif dan keuntungan.
7.      Menilai prestasi.
8.      Berkomunikasi (mewawancarai, memberiakn konseling dan memberikan disiplin).
9.      Melatih dan mengembangkan para manajer.
10.  Membangun komitmen karyawan.

2.2  Budaya Perusahaan Sebagai Sumber Keunggulan
Salah satu faktor yang menurut kajian Forum Human Capital Indonesia (FHCI) menunjukkan bahwa lemahnya budaya kreativitas untuk memunculkan ide dalam pembuatan keputusan di BUMN yang menuntut pengambil keputusan untuk melakukan upaya pembentukan budaya organisasi.
Faktor lain juga terlihat pada kebijakan bisnis yang lebih mengarah pada pencapaian laba, tetapi soal pengembangan Human Capital agar menjadi pengelola BUMN yang prima dan kompetitif kurang mendapatkan perhatian. Akibatnya seringkali muncul Surat Keputusan (SK) yang tidak Responsif terhadap kebutuhan organisasi dan arus Human Capital pun kerapkali tidak selancar yang diharapkan. Bahkan ada beberapa BUMN yang belum memiliki perencanaan karir yang baik dan penyiapan human capital untuk menduduki jabatan pada jenjang yang ada. Hal ini perlu mendapatkan perhatian serius mengingat populasi pegawai di BUMN relatif besar.
Pokok-pokok permasalahan yang terungkap bertitik tolak pada iklim organisasi yang masih belum menunjukkan sikap pelayanan yang optimal, inovasi dan produktivitas, kualitas SDM dan perhatian terhadap kualitas penugasan. Jika dikaitkan dengan konsep budaya organisasi maka hal-hal tersebut erat kaitannya dengan nilai-nilai budaya organisasi.
Budaya organisasi merujuk pada sistem pemaknaan oleh anggota organisasi yang berbeda dari satu organisasi dengan organisasi yang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tujuh karakteristik utama yang menggambarkan esensi budaya organisasi (Robbins dan Judge, 2009), yaitu:
a.       Inovasi dan keinginan untuk mengambil risiko,
b.      Perhatian terhadap rincian pekerjaan,
c.       Orientasi kepada hasil,
d.      Orientasi kepada manusia,
e.       Orientasi kepada tim,
f.        Agresivitas dan Stabilitasi
Hal senada dikemukan dikemukan  oleh Cameron (2006:66-67) berbagai karakteristik budaya dikelompokan oleh menjadi 2 dimensi, yang membentuk 4 kuadran, sehingga 4 kuadran tersbeut lebih dikenal dengan 4 dimensi sebagai upaya pembentukan budaya organisasi, yaitu:
a.       The hierarchy culuter;
b.      the market culture;
c.       the clan culture; dan
d.      the adhocracy culture.
Sejalan dengan hal tersebut Dennison (2004:17) mengemukakan bahwa ada empat prinsip integrative mengenai hubungan timbal balik antara upaya pembentukan budaya organisasi dan efektivitas kinerja perusahaan. Keempat prinsip ini diberi nama empat sifat utama (main cultural traits) yang mencakup keterlibatan (Involvement), Konsistensi (consistency), adaptabilitas (adaptability) dan misi (mission). Budaya yang efektif dalam konteks hubungan kausalitas budaya organisasi, keunggulan bersaing dengan kinerja organisasi, ternyata sangat tergantung system imbalan yang berlaku dalam sebuah organisasi. Hal ini dijelaskan oleh Kerr dan Slocum (2005:130). Hal senada dikemukakan oleh Chalboub (2010) menjelaskan bahwa inovasi merupakan karakteristik budaya yang dibutuhkan untuk mengantisipasi globalisasi dan selanjutnya kemampuan inovasi sebagai budaya organisasi tersebut berdampak kepada kinerja organisasi.
Hasil kajian lain terkait karakteristik budaya organisasi menunjukkan bahwa budaya perusahaan yang positif memberikan lingkungan kerja yang baik sehingga berdampak kepada kepuasan yang selanjutnya kepuasan merupakan motivator sehingga karyawan bertanggung jawab untuk memberikan kontribusi terhadap kinerja organisasi (Alfeis, 2008:44-54). Di sisi lain budaya organisasi yang memperkuat semangat kreativitas dan inovasi dalam penciptaan nilai dan mengarah pada perubahan iklim yang baik yang selanjutnya berdampak kepada kinerja organisasi (Javidan, 2004; Hill dan Stewart, 2007). Selanjutnya budaya organisasi partisipatif juga meningkatkan kinerja perusahaan dalam jangka panjang (Dorfman, 2004; Allen dan Wright, 2007).
Penelitian terkait budaya organisasi yang mengadopsi konstruk dari Hoofstede antara lain menunjukkan bahwa kolektivisme dan uncertainty avoidance berdampak positif kepada pemberdayaan yang selanjutnya berpengaruh terhadap kinerja organisasi (Çakar dan Erturk, 2010:325-359). Penelitian lain tentangbudaya organisasi juga ditujukan untuk meninjau pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja kepemimpinan (Matviuk, 2010). Namun demikian, dengan memperhatikan beberapa penelitian tersebut belum terungkap bagaimana pengaruh upaya pembetukan budaya organisasi yang antara lain ditunjukkan melalui beberapa karakteristik tersebut terhadap strategi bisnis perusahaan.
Selanjutnya terkait dengan upaya peningkatan keunggulan bersaing maka peran proses penciptaan nilai merupakan hal yang sangat penting. Penelitian tentang penciptaan nilai telah dilakukan oleh Moller (2006:914), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penciptaan nilai suatu produk barang atau jasa merupakan hal yang sangat penting dalam suatu rantai produksi. Di samping itu penciptaan nilai berperan dalam meningkatkan loyalitas pelanggan (Wang dan Lo, 2004).
Model market-based mengasumsikan bahwa perusahaan tertantang untuk menentukan industri yang paling menarik untuk bersaing. Pada umumnya perusahaan memiliki sumber daya yang relatif sama dan mudah berpindah atau dipertukarkan, sehingga daya saing perusahaan umumnya dapat ditingkatkan dengan menentukan keuntungan potensial yang tinggi dan mempelajari bagaimana menggunakan sumber daya itu untuk menyusun dan menerapkan strategi bisnis yang diperlukan sesuai dengan karakteristik suatu organisasi (Unhelkar, Ghabary, dan Younessi, 2010:4-7; Hitt, Ireland dan Hoskisson, 2011:15-25).
Daya tarik industri merupakan salah satu faktor penentu tingkat kinerja perusahaan, selain itu pencapaian keunggulan bersaing sangat ditentukan oleh faktor strategi pasar dan sumber daya yang dimiliki oleh organisasi (Porter, 1994:4; Barney dan Clark, 2007:31-49). Berbagai hasil penelitian tersebut telah mengungkap factor-faktor yang berpengaruh terhadap strategi bisnis, namun demikian belum terungkap dengan jelas bagaimana penciptaan nilai berpengaruh terhadap strategi bisnis perusahaan.
Terkait dengan keunggulan bersaing sebagai faktor yang turut menentukan keunggulan bersaing penelitian menunjukkan bahwa tingkat teknologi, biaya dan kesadaran merek  berpengaruh terhadap keunggulan bersaing pada perusahaan yang memasuki pasar internasional (Zeng, et al., 2008: 44-55).
Penelitian lain menunjukkan bahwa strategi fokus dan pengawasan biaya berdampak kepada keunggulan bersaing perusahaan melalui penurunan biaya (Amoako-Gyampah, 2003: 287-301; Lau, 2003; Lu dan Beamish, 2004; Barney dan Clark, 2007:121). Beberapa indikator yang diuji tersebut dapat dikaitkan dengan strategi bisnis, namun demikian masih perlu dijelaskan melalui penelitian ini bagaimana pengaruh strategi bisnis terhadap keunggulan bersaing. khususnya terkait dengan indikator strategi bisnis Porter (1985). Penetapan strategi bisnis  memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan (Suutari, 2000:16; Unhelkar, Ghabary, dan Younessi, 2010:4-7).
Pada dasarnya terdapat dua model dalam penyusunan strategi untuk mencapai keunggulan bersaing; yaitu model market-based dan model resource-based (Ireland, Hoskisson, dan Hitt, 2011:19-21). Masing-masing model menjelaskan kondisi yang harus dipelajari setiap perusahaan untuk memperoleh input yang digunakan untuk memilih strategi bisnis guna mencapai keunggulan bersaing yang pada gilirannya akan berdampak pada kinerja perusahaan (Unhelkar, Ghabary, dan Younessi, 2010:7).
Umumnya sumber daya perusahaan diklasifikasikan menjadi tiga kategori; meliputi sumber daya fisik, sumber daya manusia dan sumber daya organisasi (Barney dan Clark, 2007; 49; Hit, Ireland dan Hoskisson, 2011:21). Menurut  Wheelen dan Hunger (2010:82) suatu sumber daya merupakan asset, competency, process, skill atau knowledge yang dikendalikan perusahaan.  Hill dan  Jones (2001:137) mengemukakan dua kategori sumber daya perusahaan, yaitu: asset tangible dan asset intangible. Sedangkan Ireland, Hoskinsson, dan Hitt (2011:27-28) mengemukakan tiga kategori sumber daya perusahaan, yaitu: asset tangible, asset intangible dan kapabilitas organisasi. Keunggulan bersaing suatu perusahaan sangat sulit dibangun atau dihasilkan oleh hanya satu sumber daya tanpa melibatkan dan berinteraksi dengan sumber daya lain. Interaksi sinergis seluruh sumber daya dapat menghasilkan keunggulan bersaing bagi perusahan yang pada gilirannya akan berdampak pada pencapaian kinerja perusahaan yang optimal.
Dari hasil penelitian Tewu (2010) menunjukkan bahwa budaya perusahaan yang merupakan salah satu unsur penting dalam melakukan pengembangan bisnis BUMN yang terdiri dari seperangkat aspek orientasi pada kekuasaan, peran berbagai unsur dalam perusahaan, pengembangan prestasi, dan peran dukungan berbagai aspek yang diperlukan dalam melakukan pengembangan budaya perusahaan, ternyata secara umum belum sepenuhnya dipertimbangkan oleh BUMN akan tetapi optimalisasi dalam implementasinya masih memerlukan perhatian secara seksama oleh pihak manajemen BUMN, hal menarik juga ditemukan dalam hasil penelitian terhadap aspek-aspek yang diukur ternyata memiliki urutan validitas sebagai berikut: Unsur dukungan, prestasi, peran, dan kekuasaan justru yang paling terakhir.
Hal ini membuktikan bahwa iklim yang diharapkan yang paling utama dalam budaya BUMN di Indonesia adalah culture of trust (budaya saling percaya), dalam hal ini pegawai yakin bahwa mereka dinilai sebagai manusia, bukannya mesin.
Secara teori Perusahaan yang berorientasi pada dukungan menawarkan kepada para anggotanya kepuasan yang berasal dari hubungan. Dengan asumsi orang-orang akan memberi kontribusi karena komitmen rasa memiliki terhadap Perusahaan, ada keinginan para anggota kelompok berkorban demi anggota kelompok lainnya (Tewu, 2010).
Di sisi lain penciptaan nilai atau kreatifitas di perusahaan cenderung masih kalah dengan perusahaan swasta yang sejenis baik perusahaan lokal maupun asing. Perusahaan swasta lebih kreatif dalam menciptakan ide-ide cemerlang dalam mengembangkan usahanya. Dimana secara konsep penciptaan nilai (value creation) merupakan suatu upaya yang dicapai perusahaan dalam  menciptakan nilai pelanggan apabila sudah  mampu selalu, fokus pada  pelanggan (customer focus), memiliki kompetensi inti, dan memiliki partner-partner bisnis dalam jaringan kolaborasinya (Zwell, 2000; Kotler & Keller, 2009).
Merujuk pada permasalahan kinerja yang dihadapi oleh perusahaan  serta paparan konseptual dan hasil penelitian terdahulu dapat diduga bahwa kinerja perusahaan antara lain dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti budaya organisasi, penciptaan nilai, strategi bisnis yang selanjutnya menjadi anteseden dalam membangun keunggulan bersaing. Namun demikian masih belum jelas benar bagaimana peran faktor tersebut dalam mempengaruhi kinerja perusahaan.
Dengan demikian perusahaan perlu melakukan upaya pembentukan organisasi dan penciptaan nilai guna mengembangkan strategi bisnis dan keunggulan bersaing yang pada gulirannya kinerja yang selama ini dinilai kurang baik dapat ditingkatkan.