Friday, February 7, 2020

Pendekatan Resource Based View Analisis Organisasi

pendekatan resource based view, (RVB), analisis organisasi, sumber daya internal perusahaan, komponen sumber daya internal, sumber daya manusia, pendekatan resource based view untuk analisis organisasi

Pendekatan Resource Based View untuk Analisis Organisasi

Resource-Based View (RBV) merupakan teori terapan dari strategi manajemen SDM (Strategic Human Resources Management) yang dapat digunakan untuk mengembangkan model-model dan memungkinkan prediksi serta pemahaman terhadap pengaruh dari praktik-praktik sumber daya pada fungsi organisasi. Namun, sampai sekarang salah satu dari kekurangan yang paling nyata dari strategi manajemen SDM adalah kurangnya basis teori yang kuat untuk pengkajian fungsi dari strategi tersebut di dalam organisasi yang lebih besar (Mahoney & Deckop, 1986).
Grant (1991) menyatakan ketidakpuasan dengan model keseimbangan statis dari organisasi ekonomi industri yang mendominasi bidang strategi, para peneliti meninjau kembali teori-teori lama tentang laba dan kompetisi yang berkaitan dengan pernyataan Ricardo (1817) dan Penrose (1959). RBV ini berbeda dari pandangan strategi tradisional dalam hal penekanan pada keunggulan kompetitif dalam konteks antara strategi dan sumber daya internal perusahaan. RBV berfokus pada internal perusahaan sedangkan pandangan analisis strategi tradisional lebih berfokus pada industri dan lingkungan.
Menurut Barney (1991) keunggulan bersaing yang berkelanjutan hanya ada apabila upaya pihak lain gagal untuk meniru keunggulan tersebut, sedangkan teori RBV menyatakan keunggulan bersaing hanya dapat muncul dalam situasi heterogenitas dan imobilitas sumber daya perusahaan. Asumsi inilah yang berfungsi untuk membedakan model berbasis sumber daya dari model manajemen strategi tradisional. Model strategi tradisional menyatakan sumber daya selalu bergerak, dalam hal ini perusahaan dapat membeli atau membuat sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan pesaing. Agar sumber daya tersebut memberikan keunggulan bersaing yang berkelanjutan, maka sumber daya harus memiliki 4 kriteria sebagai berikut:
a.       Memberikan nilai positif bagi perusahaan.
b.      Mempunyai sifat unik atau langka diantara calon pesaing dan pesaing
yang ada sekarang ini.
c.       Sukar ditiru.
d.      Tidak dapat digantikan dengan sumber lainnya oleh perusahaan pesaing.
Barney (1991) menyatakan bahwa dalam RBV, perusahaan tidak dapat berharap untuk membeli atau mengambil keunggulan bersaing berkelanjutan yang dimiliki suatu organisasi lain, karena keunggulan tersebut merupakan sumber daya yang langka, sukar ditiru, dan tidak tergantikan.

2.1.1    Sumber Daya Internal Perusahaan
Menurut teori RBV sumber daya internal lebih penting untuk perusahaan dibandingkan faktor eksternal dalam mencapai dan mempertahankan keunggulan bersaing (Brahmana, 2007). Menurut Fred R. David (2009) kinerja organisasi ditentukan oleh sumber daya internal yang dapat dikelompokan dalam 3 kategori:
1.        Sumber daya fisik, meliputi semua pabrik dan peralatan, lokasi, sistem dan teknologi, bahan baku dan mesin.
2.        Sumber daya manusia meliputi semua karyawan, pelatihan, pengalaman, kepandaian dan kemampuan.
3.        Sumber daya organisasi meliputi struktur perusahaan, proses perencanaan dan strategi perusahaan.

2.1.2   Komponen Sumber Daya Internal
Berikut ini komponen sumber daya internal perusahaan berdasarkan ketiga kategori sumber daya internal:
1.        Human Capital
Human capital merupakan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan seseorang yang digunakan untuk menghasilkan pelayanan yang professional (Coff, 1997). Konsep human capital menjadi masalah menarik sejak terjadinya pergeseran ekonomi yang berbasis industri ke arah ekonomi yang mengarah pada kehandalan sistem komunikasi, informasi, dan pengetahuan. Menurut Derek Stockley (2003), perlunya human capital pada masa sekarang berdasarkan pada:
a.         Kuatnya tekanan persaingan keuntungan finansial dan non finansial.
b.        Pemimpin bisnis dan politik mulai mengakui bahwa memiliki orang dengan kemampuan dan motivasi tinggi dapat memberikan perbedaan peningkatan kinerja yang signifikan.
c.         Untuk tumbuh dan beradaptasi, kepemimpinan organisasi harus mengenali nilai dan kontribusi manusia.
d.        Terjadinya perubahan yang cepat dengan ditandai adanya proses teknologi baru tidak dapat bertahan lama apabila pesaing mampu mengadopsi teknologi yang sama.

2.      Strategi
Dalam bidang manajemen, definisi mengenai strategi cukup beragam dan bervariasi dari beberapa ahli. Gerry Johnson dan Kevan Scholes (2002) mendefinisikan strategi sebagai arah dan cakupan jangka panjang organisasi untuk mendapatkan keunggulan melalui konfigurasi sumber daya alam dan lingkungan yang berubah untuk mencapai kebutuhan pasar dan memenuhi harapan pihak yang berkepentingan (stakeholder). WF Glueck dan LR Launch (2008) mendefinisikan strategi sebagai rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Secara umum strategi dapat didefinisikan sebagai rencana tentang serangkaian manuver yang mencakup seluruh elemen tangible maupun intangible untuk menjamin keberhasilan mencapai tujuan.

3.      Sistem
Terdapat dua aspek yang bisa menjelaskan pengertian sistem, yaitu aspek fisik dan aspek fungsi. Ditinjau dari aspek fisik, Scott (1996) mengatakan sistem terdiri dari unsur-unsur seperti masukan (input), pengolahan (processing), dan keluaran (output). Ada 4 ciri pokok sistem, yaitu sistem yang beroperasi dalam suatu lingkungan, terdiri atas unsurunsur, ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi serta tujuan utama. Sedangkan ditinjau dari aspek fungsi, sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan dan dikembangkan sesuai dengan skematis yang terintegrasi dalam melaksanakan suatu aktivitas utama dalam bisnis. Mc.Leod (1995) mendefinisikan sistem sebagai sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.

4.      Kinerja Perusahaan
Menurut Tika (2006) kinerja merupakan hasil fungsi pekerjaan seorang atau kelompok dalam organisasi yang dipengaruhi berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Oleh karena itu, kinerja perusahaan dapat diartikan sebagai sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode waktu tertentu berdasarkan pada standar yang ditetapkan.

2.1.3   Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia (SDM) adalah sumber daya yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan peran sebagai makhluk sosial adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri. Dalam pengertian praktis, SDM merupakan bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi (Greer, 1995). Untuk mendapatkan SDM berkualitas harus melewati serangkaian pelatihan dan pengembangan. Menurut Mathis (2002) pelatihan adalah suatu proses mencapai kemampuan tertentu untuk membantu tujuan organisasi. Mangkunegara (2005) menjelaskan bahwa tahapan-tahapan dalam pelatihan dan pengembangan meliputi:
1.        Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan atau need assessment.
2.        Menetapkan tujuan dan sasaran pelatihan.
3.        Menetapkan kriteria keberhasilan dengan alat ukurnya.
4.        Menetapkan metode pelatihan.
5.        Mengadakan percobaan dan revisi.
6.        Mengimplementasikan dan mengevaluasi.