“Preferensi
dan Utilitas”
A. Pengertian
·
Utilitas
Para ekonomi merumuskan model preferensi individu
dengan menggunakan konsep utilitas/kepuasan(utility), yang didefinisikan sebagai
kepuasaan yang diterima seseorang akibat aktivitas yang dilakukannya. Utilitas
sendiri adalah sebuah kesenangan,kepuasan, atau pemenuhan kebutuhan yang
diperoleh seseorang dari aktivitas ekonominya.
·
Preferensi
Secara
formal, kita mengasumsikan bahwa preferensi adalah lengkap(complete preference),bahwa
orang selalu dapat mengambil satu pilihan antara dua pilihan yang ditawarkan
kepada mereka. Selain mengharapkan orang tersebut dapat menyatakan
preferensinya secara jelas dan lengkap,kita juga dapat mengharapkan bahwa
preferensinya tidak mengandung kontrasiksi(pertentangan). Dengan kata lain,
dapat diasumsiskan bahwa preferensi
bersifat transitif.Contohnya jika seorang mengatakan “saya lebih suka A
daripada B” dan “saya lebih suka B daripada C” maka diharapkan bahwa dia akan
mengatakan “ saya lebih suka A daripada C”. apabila orang tersebut mengatakan
yang tidak sebenarnya,ia akan tampak inkonsisten.
Selanjutnya pada dasarnya
ada dua konsep mengenai utility. Konsep pertama, menyatakan bahwa utility itu
bisa diukur atau diberikan nilai angka tertentu(cardinal utility). Konsep
kedua, menyatakan bahwa nilai suatu benda untuk memenuhi kebutuhan manusia itu
tidak bisa dihitung dengan angka(ordinal utility).merek menyatakan bahwa
utility itu tidak bisa diukur dengan angka,dia hanya dapat menunjukkan
kesukaan(preference) saja dari berbagai jenis barang dan jasa yang ada. Namun
dalam menjelaskan teorinya,konsep kedua ini menyatakan bahwa kesukaan seseorang
terhadap berbagai macam barang dan jasa dapat dibandingkan.
Maka terlihat jelas
perbedaan kedua konsep mengenai utility. Perbedaannya hanya terletak pada ada
tidaknya nilai angka terhadap kegunaan suatu barang. Sedangkan ditinjau dari
segi kegunaan sebenarnya adalah sama. Sedangkan pada masalah preferen mempunyai
implikasi yang lebih jauh dan banyak dipakai dalam menerangkan perilaku
konsumen.
B. Pilihan
rasional konsumen utilitas
Pembahasan kali ini memusatkan
pada masalah perorangan dalam memilih kuantitas dua barang ( yang kita namakan
X, dan Y) yang akan dikonsumsi. Kita mengasumsikan bahwa orang memperoleh
utilitas dari kedua barang ini dan memperlihatkan utilitas ini dalam notasi
fungsional sebagai Utilitas = U(X,Y:hal-hal lain). Notasi ini menunjukan bahwa utilitas yang
diterima seseorang karena mengkonsumsi X dan Y selama periode tertentu bergantung pada kuantitas X dan Y yang dikonsumsi
pada hal-hal ini. Hal ini dapat meliputi barang – barang lain yang dapat
dikuantifikasi seperti jumlah
barang yang dikonsumsi.Mereka dapat juga mencangkup hal-hal yang tidak dapat
dikuantifikasi seperti cinta,
rasa aman dan harga diri.
Para ahli ekonomi pertama yang memikirkan konsep utilitas memandang
bawa utilitas mungkin dapat diukur. Hambatan untuk mengukur utilitas ada 2
macam. Yang pertama menyangkut unit (satuan) pengukuran yang akan digunakan.
Kita dapat memiliki gagasan psikologi yang cukup baik untuk mengatakan berapa besar satu util (yaitu, satu
satuan utiltas) itu. Kesulitan kedua yang timbul dalam mengukur utilitas dalam telaah tentang pilihan
seseorang menyangkut asumsi ceteris paribus. Dalam eksperimen psikologis sederhana akan mungkin menjaga segal hal, kecuali
stimulus yang sedang diamati, untuk peta konstan (artinya,
menyediakan”control”eksperimental) yang memadai. Tetapi , dalam
bidang ekonomi , factor-faktor yang
mempengaruhi pilihan ekonomi seseorang mustahil untuk didaftar dan dikuantifikasi,
apalagi untuk menjaga sebagian dari mereka tetap konstan agar dapat mengukur
utilitas yang diperoleh orang adri berbagai pilihan yang ada.
C. Pendekatan
dalam model pilihan konsumen
Syarat keseimbangan pilihan konsumen : MRS =
Px/Py
1.Pendekatan Utilitas (kepuasan dapat diukur
dengan uang)
Kardinal Utility (manfaat yang diperoleh dapat
dinyatakan secara kuantitatif), dan Ordinal Utility (semakin tinggi konsumsi
suatu barang maka semakin tinggi pula nilai gunanya ; TU, dan MU)
2.Pendekatan Kurva Indiferens : kurva yang
menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi antara X dan Y yang memberikam tingkat
utilitas atau kepuasan yang sama.
Ciri2 : fungsinya kontinyu, slop negatif dan
cembung terhadap tittik pusat, dan tidak berpotongan satu sama lain.
3.Pendekatan Atribut : yang diperhatikan
konsumen bukanlah produk secara fisik tetapi atribut yang terkandung didalam
produk tsb.
D. Asumsi-
Asumsi Pendekatan Kurva Indiferensi
·
Pendekatan
Kurva Indiferens
Pendekatan kurva indiferens (ordinal utility) menggunakan pengukuran
ordinal dalam menganalisis pilihan konsumen dan menurunkan fungsi
permintaan.Tingkat-tingkat utilitas yang ditetapkan pada beberapa kelompok
barang menunjukan peringkat dari barang-barang tersebut.Sekelompok barang
terdiri dari sejumlah barang dengan kuantitas tertentu.Misalnya sebuah
rumah,dua mobil,atau 3 sepeda motor.
Kurva indiferen (indifference curve)adalah kurva yang menghubungkan
titik-titik kombinasi dari sejumlah barang tertentu yang dikonsumsi dan
memberikan tingkat kepuasan yang sama, atau keadaan di mana konsumen berada
dalam keadaan indifferen dalam mengkonsumsi berbagai jenis barang. Gambar di
bawah ini menunjukkan (a) kurva indiferen konsumen dalam mengkonsumsi barang X
dan Y, dan (b) sekumpulan kurva indiferen atau sering dinamakan peta indiferen
(indifference map). Sumbu vertikal menunjukkan jumlah barang Y, sumbu
horizontal menunjukkan jumlah barang X, sedang I1, I2dan I3menunjukkan kurva
indiferen kesatu, kedua, dan ketiga. Penggunaan diagram dua dimensi ini adalah
untuk memudahkan analisis, sedangkan untuk lebih dari dua jenis barang dapat
digunakan metode lain , seperti metode matematis atau ekonometrika.
Dengan pendekatan kurva indiferen, konsumen ingin memperoleh kepuasan
maksimum, yaitu mencapai kurva indiferen tertinggi dengan kendala pendapatan
yang tersedia. Jadi dalam satu kurva indiferen, tingkat kepuasan yang diperoleh
adalah sama. Perhatikan gambar (a), konsumsi dititik A, B, C dan D adalah
terletak pada kurva indiferen yang sama, berarti kepuasan yang diperoleh juga
sama. Pergerakan dari titik A ke titik B, dari titik B ke titik C, dari titik A
ke titik C dan sebagainya (perpindahan dari satu ke titik lainnya), berarti
konsumen ingin mendapatkan lebih banyak barang X untuk mendapatkan barang Y di
mana tingkat kepuasan konsumen tetap sama, atau sebaliknya perpindahan dari
titik D ke titik C, perpindahan dari C ke titik B dan sebagainya , berarti
harus ada barang X yang dikorbankan untuk mendapatkan tambahan barang Y .
Tingkat penggantian barang Y dengan barang X atau tingkat penggantian barang X
dengan barang Y dinamakan tingkat penggantian subsitusi marginal (Marginal rate
of subsitustion), yaitu berapa suatu barang yang dikorbankan untuk mendapatkan
tambahan barang lain.
Gambar (b) adalah sekumpulan kurva indiferen atau dinamakanindiference
map, makin jauh dari titik origin berarti makin tinggi tingkat kepuasan yang
diterima konsumen. Kurva indiferen I3> I2> I1, ini berarti kepuasan pada
kurva I3lebih besar dari I2dan I1, dan kepuasan yang diterima konsumen di
I2lebih besar dari kepuasan yang diterima konsumen pada kurva indiferen
I1.Berdasarkan dua gambar di atas dapat ditentukan ciri-ciri kurva.
·
Ciri-ciri
Kurva Indiferen
Ciri-ciri
kurva indiferen adalah sebagai berikut :
1.kurva
indiferen mempunyai nilai kemiringan negatif (negatively slope), atau paling
tidak tak pernah mempunyai nilai kemiringan positif. Hal ini berarti bahwa bila
konsumsi suatu jenis barang ditambah maka konsumsi barang lain harus dikurangi.
Bentuk ektrim dari kurva indiferen adalah sejajar sumbu vertikal dan sejajar
sumbu horizontal
2.Bentuk
kurva indiferen cembung ke titik origin (titik O), hal ini menunjukkan derajat
pengantian barang yang semakin menurun. Derajat penggantian ini dugunakan untuk
mengetahui berapa jumlah barang yang harus dikurangi untuk menambah barang lain
agar kepuasan yang diterima tetap sama.
3.Kurva
indiferen tidak saling berpotongan, karena apabila saling berpotongan maka
tidak konsisten dengan difinisi yang telah dijelaskan diatas.
Penjelasan bahwa kurva indiferen tidak saling berpotongan dapat dijelaskan dengan bantuan kurva berikut ini :
Berpotongan
Seperti telah dijelaskan sebelumnya pada kurva
indiferen yang sama akan memberikan kepuasan yang sama. Berdasarkan gambar di
atas menunjukkan kurva indiferen I1berpotongan dengan kurva indiferen I2pada
titik C. Kepuasan di titik A sama dengan kepuasan dititik C, demikian juga
kepuasan dititik B sama dengan kepuasan dititik C, sedangkan kepuasan dititik A
lebih besar dari dititik C karena kurva indiferen I2lebih besar dari I1.
Keadaan ini tidak mungkin terjadi karena pada titik yang sama (titik C)
kepuasan yang diterima konsumen berbeda.
·
Asumsi-asumsi pendekatan kurva indiferens
Asumsi-asumsi pendekatan kurva indiferens
Dua asumsi
pertama yang digunakan dalam pendekatan kurva indiferens ini sama dengan asumsi
pada pendekatan utilitas (kardinal).Dua asumsi yang terakhir berbeda karena
disini kita menggangap utilitas bersifat ordinal.
Asumsi-asumsi tersebut adalah:
1. Konsumen mendapatkan kepuasan atau utilitas
lewat barang-barang yang dikonsumsinya. U =U (barang X,barang Y,barang Z …..)
2. Konsumen akan memaksimumkan kepuasannya dengan
tunduk kepada kendala anggaran yang ada.
3. Konsumen mempunyai suatu skala preferensi.
4. Marginal Rate of Subsititution (MRS) akan
menurun setelah melampaui suatu tingkat utilitas tertentu.MRS adalah jumlah
barang Y yang bisa diganti oleh satu unit barang X,pada tingkat kepuasan yang
sama.
E. Kurva
Indiferensi Mencerminkan skala Preferensi
Kurva indiferens adalah kurva yang menunjukkan
kombinasi konsumsi (atau pembelian) barang-barang yang menghasilkan tingkat
kepuasan yang sama, artinya konsumen tidak akan lebih suka kepada suatu titik
dibanding titik-titik lain yang terletak pada kurva tsb. Kumpulan kurva
indiferens disebut indiference maps dari setiap konsumen.
Misal
:
Marginal
rate of substitution
Kelompok barang
|
Tongseng(piring)
|
Sate(tusuk)
|
A
B
C
D
E
|
1
2
3
4
5
|
20
15
11
8
6
|
Dalam
kurva diatas tampak bahwa jika kuantitas suatu barang turun,maka kuantitas
untuk barang lain naik untuk “mempertahankan” tingkat kepuasan yang sama.
F. Hubungan Antara MRS dengan Slope Kurva Indiferensi
Jika konsumen ingin meningkatkan konsumsi salah satu barang maka harus mengurangi kuantitas barang lain yang dikonsumsi. Dalam kasus ini apabila konsumen akan menambah barang x maka harus mengurangi konsumsi barang Y(trade off). Hal ini yang disebut sebagai daya subtitusi marginal/Marginal Rate of Subtitution(MRS).
Slope pada kurva indiferensi adalah suatu
kemiringan pada kurva yang menunjukkan laju MRS.
Besarnya MRS sama
dengan nilai negatif dari slope kurva indiferens, sebab slope kurva indiferens
selalu negatif, maka MRS akan selalu positif.
Marginal utility ( kepuasan marginal )
yaitu pertambahan / pengurangan kepuasan
sebagai akibat adanya pertambahan/pengurangan penggunaan satu unit barang
tertentu.
Secara matematis dapat dicari dengan rumus :
MUx =
MU = Marginal Utility
U = utility
X = barang yang dikonsumsi
Hukum marginal utility yang semakin menurun /
Law of Diminishing Marginal Utility :
“ apabila tambahan nilai guna yang akan
diperoleh dari seseorang dari mengkonsumsi suatu barang akan menjadi semakin
sedikit apabila orang tersebut terus menerus menambah konsumsinya dan pada
akhirnya tambahan nilai guna tersebut akan menjadi negative”
Konsep nilai guna (utility) bisa menjelaskan
kelemahan berupa paradok antara kegunaan suatu barang dengan harganya. Seperti
tentang durian, dimana sampai titik tertentu Anda tidak mau lagi memakannya,
bahkan jika buah durian itu diberikan secara gratis. Hal ini menunjukkan bahwa
tambahan kepuasan yang diberikan dari tiap tambahan unit barang yang dikonsumsi
semakin berkurang. Inilah yang disebut Law of Diminishing Marginal Utility.
Surplus konsumen terjadi jika harga yang
dibayarkan oleh konsumen terhadap suatu barang lebih tinggi dari harga
pasarnya. Surplus konsumen akan terus naik jika konsumen terus membeli produk
sampai unit tertentu dan menghentikannya, karena jika diteruskan konsumen tidak
akan mendapatkan surplus lagi.
G. Turunan
Alternatif: Utilitas Marjinal
Analisis marjinal merupakan penerapan
analisis matematika kalkulus/differensial pada ekonomi dan bisnis.
Utilitas marjinal adalah perubahan
utilitas total akiibat adanya peruabahan konsumsi suatu barang sebesar satu
unit.
Konsep marjinal yang sering ditemui dalam
analisis ekonomi dan bisnis :
Biaya marjinal (marginal cost= MC)
Merupakan
besarnya biaya tamabahan yang dikeluarkan untuk menghasilkan tambahan satu unit
barang. MC merupakan turunan pertama dari biaya total (MC= C'= ðC/ ðQ)
Penerimaan marjinal (marginal reveniu =
MR)
Merupakan
besarnya tambahan penerimaan yang diperoleh karena bertambahnya satu unit
barang yang dihasilkan / dijual. MR merupakan turunan pertama dari total
penerimaan (MR = R'= ðR/ðQ)
Utilitas marjinal (marinal utility = MU)
Merupakan
tambahan kegunaan yang dinikmati konsumen apabila menambah satu unit barang. MU
merupakan turunan pertama dari fungsi utility (MU=U'= ðU/ðQ)
Produktivitas marjinal (marginal
productivity= MP)
Merupakan
tambahan jumlah yang diproduksi karena ada tambahan salah satu faktor produksi yang ada. MP merupakan turunan
pertama dari fungsi produksi (MP= P'=
ðP/ ðQ)
Konsumsi marjinal ( marginal propensity to
cunsume= MPC)
Saving marjinal (marginal propersity to
save)
Daftar
Pustaka
Syahruddin.1990.Dasar-Dasar
TEORI EKONOMI MIKRO.Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Soeharno.2007.Teori Mikro
Ekonomi.Yogjakarta:Andi offset.
Boediono.1976.Seri
Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.1 Ekonomi Mikro.Yogyakarta:BPFE.
Nicholson,Walter.2002.Mikroekonomi
Intermediate dan Aplikasinya Edisi Kedelapan.Jakarta:Penerbit Erlangga.