Thursday, January 23, 2020

Preferensi dan Utilitas

Makalah, makalah preferensi dan utilitas, preferensi, utilitas, pilihan rasional konsumen utilitas, pendekatan dalam model pilihan konsumen, asumsi pendekatan kurva indiferensi, ciri kurva indeferensi, kurva indeferensi mencerminkan skala preferensi, turunan alternatif utilitas marjinal atau marginal

“Preferensi dan Utilitas”
A.   Pengertian

·         Utilitas
Para ekonomi merumuskan model preferensi individu dengan menggunakan konsep utilitas/kepuasan(utility), yang didefinisikan sebagai kepuasaan yang diterima seseorang akibat aktivitas yang dilakukannya. Utilitas sendiri adalah sebuah kesenangan,kepuasan, atau pemenuhan kebutuhan yang diperoleh seseorang dari aktivitas ekonominya.

·         Preferensi
Secara formal, kita mengasumsikan bahwa preferensi adalah lengkap(complete preference),bahwa orang selalu dapat mengambil satu pilihan antara dua pilihan yang ditawarkan kepada mereka. Selain mengharapkan orang tersebut dapat menyatakan preferensinya secara jelas dan lengkap,kita juga dapat mengharapkan bahwa preferensinya tidak mengandung kontrasiksi(pertentangan). Dengan kata lain, dapat diasumsiskan bahwa preferensi bersifat transitif.Contohnya jika seorang mengatakan “saya lebih suka A daripada B” dan “saya lebih suka B daripada C” maka diharapkan bahwa dia akan mengatakan “ saya lebih suka A daripada C”. apabila orang tersebut mengatakan yang tidak sebenarnya,ia akan tampak inkonsisten.

Selanjutnya pada dasarnya ada dua konsep mengenai utility. Konsep pertama, menyatakan bahwa utility itu bisa diukur atau diberikan nilai angka tertentu(cardinal utility). Konsep kedua, menyatakan bahwa nilai suatu benda untuk memenuhi kebutuhan manusia itu tidak bisa dihitung dengan angka(ordinal utility).merek menyatakan bahwa utility itu tidak bisa diukur dengan angka,dia hanya dapat menunjukkan kesukaan(preference) saja dari berbagai jenis barang dan jasa yang ada. Namun dalam menjelaskan teorinya,konsep kedua ini menyatakan bahwa kesukaan seseorang terhadap berbagai macam barang dan jasa dapat dibandingkan.
Maka terlihat jelas perbedaan kedua konsep mengenai utility. Perbedaannya hanya terletak pada ada tidaknya nilai angka terhadap kegunaan suatu barang. Sedangkan ditinjau dari segi kegunaan sebenarnya adalah sama. Sedangkan pada masalah preferen mempunyai implikasi yang lebih jauh dan banyak dipakai dalam menerangkan perilaku konsumen.



B.    Pilihan rasional konsumen utilitas

Pembahasan kali ini  memusatkan pada masalah perorangan dalam memilih kuantitas dua barang ( yang kita namakan X, dan Y) yang akan dikonsumsi. Kita mengasumsikan bahwa orang memperoleh utilitas dari kedua barang ini dan memperlihatkan utilitas ini dalam notasi fungsional sebagai Utilitas = U(X,Y:hal-hal lain). Notasi ini menunjukan bahwa utilitas yang diterima seseorang karena mengkonsumsi X dan Y selama periode tertentu bergantung pada kuantitas X dan Y yang dikonsumsi pada hal-hal ini. Hal ini dapat meliputi barang – barang lain yang dapat dikuantifikasi seperti jumlah barang yang dikonsumsi.Mereka dapat juga mencangkup hal-hal yang tidak dapat dikuantifikasi seperti cinta, rasa aman dan harga diri.
Para ahli ekonomi pertama yang memikirkan konsep utilitas memandang bawa utilitas mungkin dapat diukur. Hambatan untuk mengukur utilitas ada 2 macam. Yang pertama menyangkut unit (satuan) pengukuran yang akan digunakan. Kita dapat memiliki gagasan psikologi yang cukup baik untuk mengatakan berapa besar satu util (yaitu, satu satuan utiltas) itu. Kesulitan kedua yang timbul dalam mengukur utilitas dalam telaah tentang pilihan seseorang menyangkut asumsi ceteris paribus. Dalam eksperimen psikologis sederhana akan mungkin menjaga segal hal, kecuali stimulus yang sedang diamati, untuk peta konstan (artinya, menyediakan”control”eksperimental) yang memadai. Tetapi , dalam bidang ekonomi , factor-faktor yang mempengaruhi pilihan ekonomi seseorang mustahil untuk didaftar dan dikuantifikasi, apalagi untuk menjaga sebagian dari mereka tetap konstan agar dapat mengukur utilitas yang diperoleh orang adri berbagai pilihan yang ada.


C.    Pendekatan dalam model pilihan konsumen
Syarat keseimbangan pilihan konsumen : MRS = Px/Py
1.Pendekatan Utilitas (kepuasan dapat diukur dengan uang)
Kardinal Utility (manfaat yang diperoleh dapat dinyatakan secara kuantitatif), dan Ordinal Utility (semakin tinggi konsumsi suatu barang maka semakin tinggi pula nilai gunanya ; TU, dan MU)
2.Pendekatan Kurva Indiferens : kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi antara X dan Y yang memberikam tingkat utilitas atau kepuasan yang sama.
Ciri2 : fungsinya kontinyu, slop negatif dan cembung terhadap tittik pusat, dan tidak berpotongan satu sama lain.
3.Pendekatan Atribut : yang diperhatikan konsumen bukanlah produk secara fisik tetapi atribut yang terkandung didalam produk tsb.




D.   Asumsi- Asumsi Pendekatan Kurva  Indiferensi

·         Pendekatan Kurva Indiferens

Pendekatan kurva indiferens (ordinal utility) menggunakan pengukuran ordinal dalam menganalisis pilihan konsumen dan menurunkan fungsi permintaan.Tingkat-tingkat utilitas yang ditetapkan pada beberapa kelompok barang menunjukan peringkat dari barang-barang tersebut.Sekelompok barang terdiri dari sejumlah barang dengan kuantitas tertentu.Misalnya sebuah rumah,dua mobil,atau 3 sepeda motor.
Kurva indiferen (indifference curve)adalah kurva yang menghubungkan titik-titik kombinasi dari sejumlah barang tertentu yang dikonsumsi dan memberikan tingkat kepuasan yang sama, atau keadaan di mana konsumen berada dalam keadaan indifferen dalam mengkonsumsi berbagai jenis barang. Gambar di bawah ini menunjukkan (a) kurva indiferen konsumen dalam mengkonsumsi barang X dan Y, dan (b) sekumpulan kurva indiferen atau sering dinamakan peta indiferen (indifference map). Sumbu vertikal menunjukkan jumlah barang Y, sumbu horizontal menunjukkan jumlah barang X, sedang I1, I2dan I3menunjukkan kurva indiferen kesatu, kedua, dan ketiga. Penggunaan diagram dua dimensi ini adalah untuk memudahkan analisis, sedangkan untuk lebih dari dua jenis barang dapat digunakan metode lain , seperti metode matematis atau ekonometrika.


 


Dengan pendekatan kurva indiferen, konsumen ingin memperoleh kepuasan maksimum, yaitu mencapai kurva indiferen tertinggi dengan kendala pendapatan yang tersedia. Jadi dalam satu kurva indiferen, tingkat kepuasan yang diperoleh adalah sama. Perhatikan gambar (a), konsumsi dititik A, B, C dan D adalah terletak pada kurva indiferen yang sama, berarti kepuasan yang diperoleh juga sama. Pergerakan dari titik A ke titik B, dari titik B ke titik C, dari titik A ke titik C dan sebagainya (perpindahan dari satu ke titik lainnya), berarti konsumen ingin mendapatkan lebih banyak barang X untuk mendapatkan barang Y di mana tingkat kepuasan konsumen tetap sama, atau sebaliknya perpindahan dari titik D ke titik C, perpindahan dari C ke titik B dan sebagainya , berarti harus ada barang X yang dikorbankan untuk mendapatkan tambahan barang Y . Tingkat penggantian barang Y dengan barang X atau tingkat penggantian barang X dengan barang Y dinamakan tingkat penggantian subsitusi marginal (Marginal rate of subsitustion), yaitu berapa suatu barang yang dikorbankan untuk mendapatkan tambahan barang lain.

Gambar (b) adalah sekumpulan kurva indiferen atau dinamakanindiference map, makin jauh dari titik origin berarti makin tinggi tingkat kepuasan yang diterima konsumen. Kurva indiferen I3> I2> I1, ini berarti kepuasan pada kurva I3lebih besar dari I2dan I1, dan kepuasan yang diterima konsumen di I2lebih besar dari kepuasan yang diterima konsumen pada kurva indiferen I1.Berdasarkan dua gambar di atas dapat ditentukan ciri-ciri kurva.

·         Ciri-ciri Kurva Indiferen
Ciri-ciri kurva indiferen adalah sebagai berikut :
1.kurva indiferen mempunyai nilai kemiringan negatif (negatively slope), atau paling tidak tak pernah mempunyai nilai kemiringan positif. Hal ini berarti bahwa bila konsumsi suatu jenis barang ditambah maka konsumsi barang lain harus dikurangi. Bentuk ektrim dari kurva indiferen adalah sejajar sumbu vertikal dan sejajar sumbu horizontal
2.Bentuk kurva indiferen cembung ke titik origin (titik O), hal ini menunjukkan derajat pengantian barang yang semakin menurun. Derajat penggantian ini dugunakan untuk mengetahui berapa jumlah barang yang harus dikurangi untuk menambah barang lain agar kepuasan yang diterima tetap sama.
3.Kurva indiferen tidak saling berpotongan, karena apabila saling berpotongan maka tidak konsisten dengan difinisi yang telah dijelaskan diatas.




Penjelasan bahwa kurva indiferen tidak saling berpotongan dapat dijelaskan dengan bantuan kurva berikut ini :
Berpotongan








Seperti telah dijelaskan sebelumnya pada kurva indiferen yang sama akan memberikan kepuasan yang sama. Berdasarkan gambar di atas menunjukkan kurva indiferen I1berpotongan dengan kurva indiferen I2pada titik C. Kepuasan di titik A sama dengan kepuasan dititik C, demikian juga kepuasan dititik B sama dengan kepuasan dititik C, sedangkan kepuasan dititik A lebih besar dari dititik C karena kurva indiferen I2lebih besar dari I1. Keadaan ini tidak mungkin terjadi karena pada titik yang sama (titik C) kepuasan yang diterima konsumen berbeda.
·        
Asumsi-asumsi pendekatan kurva indiferens

Dua asumsi pertama yang digunakan dalam pendekatan kurva indiferens ini sama dengan asumsi pada pendekatan utilitas (kardinal).Dua asumsi yang terakhir berbeda karena disini kita menggangap utilitas bersifat ordinal.
Asumsi-asumsi tersebut adalah:                           
1.      Konsumen mendapatkan kepuasan atau utilitas lewat barang-barang yang dikonsumsinya. U =U (barang X,barang Y,barang Z …..)
2.      Konsumen akan memaksimumkan kepuasannya dengan tunduk kepada kendala anggaran yang ada.
3.      Konsumen mempunyai suatu skala preferensi.
4.      Marginal Rate of Subsititution (MRS) akan menurun setelah melampaui suatu tingkat utilitas tertentu.MRS adalah jumlah barang Y yang bisa diganti oleh satu unit barang X,pada tingkat kepuasan yang sama.



E.     Kurva Indiferensi Mencerminkan skala Preferensi
Kurva indiferens adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi (atau pembelian) barang-barang yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama, artinya konsumen tidak akan lebih suka kepada suatu titik dibanding titik-titik lain yang terletak pada kurva tsb. Kumpulan kurva indiferens disebut indiference maps dari setiap konsumen.
Misal :

Marginal rate of substitution
Kelompok barang
Tongseng(piring)
Sate(tusuk)
A
B
C
D
E
1
2
3
4
5
20
15
11
8
6




Dalam kurva diatas tampak bahwa jika kuantitas suatu barang turun,maka kuantitas untuk barang lain naik untuk “mempertahankan” tingkat  kepuasan yang sama.


     F. Hubungan Antara MRS dengan Slope Kurva Indiferensi

Jika konsumen ingin meningkatkan konsumsi salah satu barang maka harus mengurangi kuantitas barang lain yang dikonsumsi. Dalam kasus ini apabila konsumen akan menambah barang x maka harus mengurangi konsumsi barang Y(trade off). Hal ini yang disebut sebagai daya subtitusi marginal/Marginal Rate of Subtitution(MRS).
Slope pada kurva indiferensi adalah suatu kemiringan pada kurva yang menunjukkan laju MRS.
Besarnya MRS sama dengan nilai negatif dari slope kurva indiferens, sebab slope kurva indiferens selalu negatif, maka MRS akan selalu positif.
Marginal utility ( kepuasan marginal ) yaitu pertambahan / pengurangan kepuasan sebagai akibat adanya pertambahan/pengurangan penggunaan satu unit barang tertentu.
Secara matematis dapat dicari dengan rumus :
MUx =                                      
MU = Marginal Utility
U = utility
X = barang yang dikonsumsi
Hukum marginal utility yang semakin menurun / Law of Diminishing Marginal Utility :
“ apabila tambahan nilai guna yang akan diperoleh dari seseorang dari mengkonsumsi suatu barang akan menjadi semakin sedikit apabila orang tersebut terus menerus menambah konsumsinya dan pada akhirnya tambahan nilai guna tersebut akan menjadi negative”
Konsep nilai guna (utility) bisa menjelaskan kelemahan berupa paradok antara kegunaan suatu barang dengan harganya. Seperti tentang durian, dimana sampai titik tertentu Anda tidak mau lagi memakannya, bahkan jika buah durian itu diberikan secara gratis. Hal ini menunjukkan bahwa tambahan kepuasan yang diberikan dari tiap tambahan unit barang yang dikonsumsi semakin berkurang. Inilah yang disebut Law of Diminishing Marginal Utility.
Surplus konsumen terjadi jika harga yang dibayarkan oleh konsumen terhadap suatu barang lebih tinggi dari harga pasarnya. Surplus konsumen akan terus naik jika konsumen terus membeli produk sampai unit tertentu dan menghentikannya, karena jika diteruskan konsumen tidak akan mendapatkan surplus lagi.




G.   Turunan Alternatif: Utilitas Marjinal

Analisis marjinal merupakan penerapan analisis matematika kalkulus/differensial pada ekonomi dan bisnis.
Utilitas marjinal adalah perubahan utilitas total akiibat adanya peruabahan konsumsi suatu barang sebesar satu unit.
Konsep marjinal yang sering ditemui dalam analisis ekonomi dan bisnis :
­   Biaya marjinal (marginal cost= MC)
Merupakan besarnya biaya tamabahan yang dikeluarkan untuk menghasilkan tambahan satu unit barang. MC merupakan turunan pertama dari biaya total (MC= C'= ðC/ ðQ)
­   Penerimaan marjinal (marginal reveniu = MR)
Merupakan besarnya tambahan penerimaan yang diperoleh karena bertambahnya satu unit barang yang dihasilkan / dijual. MR merupakan turunan pertama dari total penerimaan (MR = R'= ðR/ðQ)
­   Utilitas marjinal (marinal utility = MU)
Merupakan tambahan kegunaan yang dinikmati konsumen apabila menambah satu unit barang. MU merupakan turunan pertama dari fungsi utility (MU=U'= ðU/ðQ)
­   Produktivitas marjinal (marginal productivity= MP)
Merupakan tambahan jumlah yang diproduksi karena ada tambahan salah satu faktor  produksi yang ada. MP merupakan turunan pertama dari fungsi produksi (MP= P'= ðP/ ðQ) 
­   Konsumsi marjinal ( marginal propensity to cunsume= MPC)
­   Saving marjinal (marginal propersity to save)

  
Daftar Pustaka

Syahruddin.1990.Dasar-Dasar TEORI EKONOMI MIKRO.Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Soeharno.2007.Teori Mikro Ekonomi.Yogjakarta:Andi offset.
Boediono.1976.Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.1 Ekonomi Mikro.Yogyakarta:BPFE.
Nicholson,Walter.2002.Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya Edisi Kedelapan.Jakarta:Penerbit Erlangga.