Friday, January 31, 2020

Relevansi Konsep Ilmu Keperilakuan dalam Lingkungan Perencanaan

akuntansi keperilakuan, akuntansi keprilakuan, pengertian anggaran, relevansi konsep ilmu keprilakuan dalam lingkungan perencanaan, konsep-konsep keprilakuan yang relevan dalam proses penyusunan anggaran

PEMBAHASAN
RELEVANSI KONSEP ILMU KEPERILAKUAN DALAM LINGKUNGAN PERENCANAAN

A.     Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi merupakan suatu system untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktifitas bisnis dan ekonomi. Namun, pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis juga melibatkan aspek-aspek keperilakuan dari para pengambil keputusan. Dengan demikian, akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntansi. Akhirnya, akuntansi bukanlah suatu yang statis, tetapi akan selalu berkembang sepanjang waktu seiring dengan perkembangan linkungan akuntansi, agar dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya.
 Pihak pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu pemakai internal (internal users) dan pemakai eksternal (external users). Sebagaimana dibahas sebelumnya, pemakaian laporan keuangan oleh pihak internal dimaksudkan untk melakukan serangkaian evaluasi kinerja. Sedangkan pihak eksternal, sama seperti pihak internal, tetapi mereka lebih berfokus pada jumlah investasi yang mereka lakukan dalam orgnisasi tersebut.
 Awal perkembangan riset akuntansi keperilakuan menekankan pada aspek akuntansi manajemen khususnya penganggaran (budgeting), namun domain dalam hal ini terus berkembang dan bergeser kearah akuntansi keuangan, system informasi akuntansi, dan audit. Banyaknya volume riset atas akuntansi keperilakuan dan meningkatnya sifat spesialisasi riset, serta tinjauan studi secara periodic, akan memberikan manfaat untuk beberapa tujuan berikut ini :
1.      Memberikan gambaran state of the art terhadap minat khusus dalam bidang baru yang ingin diperkenalkan.
2.      Membantu dalam mengidentifikasikan kesenjangan riset.
3.      Untuk meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset melalui subbidang akuntansi.
 Akuntansi keperilakuan menggunakan metodologi ilmu pengetahuan perilaku untuk melengkapi gambaran informasi dengan mengukur dan melaporkan faktor manusia yang mempengaruhi keputusan bisnis dan hasil mereka. Akuntasi keperilakuan menyediakan suatu kerangka yang disusun berdasarkan tekhnik berikut ini, yaitu :
1.       Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang dan kinerja perusahaan.
2.       Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan terhadap perencanaan strategis.
3.       Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan implementasi kebijakan perusahaan.
 B.      Pengertian Anggaran
Anggaran dan akuntansi memiliki hubungan yang sangat erat dimana akuntansi menyajikan data historis yang sangat bermanfaat untuk mengadakan estimasi-estimasi yang akan dituangkan dalam anggaran yang nantinya akan dijadikan sebagai pedoman kerja di waktu mendatang.. Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan dan dinyatakan dalam unit (satuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) mendatang. Orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap penyusunann anggaran serta pelaksanaannya adalah pemimpin perusahaan. Namum siapa atau bagian apa yang ditugaskan untuk mempersiapkan dan menyusun anggaran tersebut sangat tergantung pada struktur organisasi dari setiap perusahaan.

Pada dasarnya aspek keperilakuan dari penganggaran mengacu pada perilaku manusia yang muncul dalam penyusunan anggaran dan perilaku manusia yang didorong ketika manusia mencoba untuk hidup dengan anggaran. Beberapa fungsi anggaran yaitu:
1.       Anggaran merupakan hasil akhir dari proses perencanaan perusahaan.
2.       Anggaran merupakan cetak biru perusahaan untuk bertindak, yang mencerminkan prioritas manajemen dalam alokasi sumber daya organisasi.
3.       Anggaran bertindak sebagai suatu alat komunikasi internal yang menghubungkan beragam departemen atau divisi organisasi yang satu dengan lainnya.
4.       Dengan menetapkan tujuan dalam kriteria kinerja yang dapat diukur, anggaran berfungsi sebagai standar terhadap mana hasil operasi aktual yang dapat dibandingkan.
5.       Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen untuk menemukan bidang-bidang yang menjadi kekuatan atau kelemahan perusahaan.
6.       Anggaran mencoba untuk mempengaruhi dan memotivasi baik manajer maupun karyawan untuk terus bertindak dengan cara yang konsisten dengan operasi yang efektif dan efisien serta selaras dengan tujuan organisasi.

C.     Relevansi Konsep Ilmu Keprilakuan Dalam Lingkungan Perencanaan
1.       Dampak dari Lingkungan Perencanaan
Sebelum konsep ilmu keperilakuan yang memengaruhi proses perencanaan atau penyusunan anggaran dibahas, faktor-faktor yang menimbulkan variasi dalam lingkungan perencanaan perlu dipertimbangkan.

Pada dasarnya lingkungan perencanaan mengacu pada struktur, proses, pola-pola interaksi dalam penetapan kerja. Hal tersebut kadang kala disebut dengan budaya atau iklim organisasi. Sehingga meliputi tingkat formalitas dalam interaksi manusia, penerimaan manajemen puncak terhadap ide-ide baru, prosedur, dan perangkat untuk membuat agar pekerjaan dilakukan, perasaan identifikasi dengan organisasi, tingkat kohesi dari tenaga kerja dan seterusnya.

2.         Ukuran dan Struktur Organisasi
Ukuran dan strutur pada organisasi mempengaruhi perilaku manusia dan pola interaksi dalam tahap penetapan tujuan, implementasi, dann pengendalian serta evaluasi terhadap proses perencanaan. Ukuran organisasi mungkin dipandang sebagai jumlah karyawan, nilai dolar dari pabrik fisik, volume penjualan, jumlah kantor cabang, atau ukuran kuantitatif lainnya yang membedakan organisasi

Ukuran organisasi mempengaruhi struktur organisasi. Di perusahaan-perusahaan kecil, struktur perencanaan dan pengendalian adalah relatif sederhana karena aktivitas organisasi hanya dilaksanakan oleh sedikit orang sehingga dapat dikendalikan dengan mudah dan cepat. Sebaliknya, perusahaan-perusahaan besar harus mengembangkan struktur organisasi yang kompleks untuk berurusan dengan administrasi dari berbagai fungsi organisasi.

3.       Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan juga dapat mempengaruhi lingkungan perencanaan organisas. Teori X dari McGregor menjelaskan gaya kepemimpinan yang otoriter dan dikendalikan secara ketat, dimana kebutuhan efisiensi dan pengendalian mengharuskan pendekatan manajerial tersebut untuk berurusan dengan bawahannya. Berbeda dengan Teori Y yang dikemukakan oleh McCregor dan gaya kepemimpinan Likert mendorong tingkat keterlibatan dan partisipasi karyawan dalam penentuan tujuan dan pengembilan keputusan.

Untuk dapat mempraktikkan gaya kepemimpinan secara efektif, manajer atau atasan harus memperhatikan dan menyesuaikan dengan tingkat perkembangan bawahannya. Ada empat jenis perkembangan bawahan :
a.       Bawahan yang memiliki kecakapan rendah dan komitmen tinggi.
b.      Bawahan yang memiliki sedikit kecakapan dan komitmen rendah.
c.       Bawahan yang memiliki kecakapan tinggi dan komitmen bervariasi.
d.      Bawahan yang memiliki kecakapan tinggi dan komitmen tinggi.

Berikut merupakan tabel yang meringkas gaya kepemimpinan dan kesesuaiannya dengan perkembangan bawahan.
TINGKAT PERKEMBANGAN BAWAHAN
GAYA KEPEMIMPINAN YANG SESUAI
P1
Kecakapan Rendah
Komitmen Tinggi
G1
MENGARAHKAN
Struktur, Kontrol, dan Pengawasan
P2
Sedikit Kecakapan
Komitmen Rendah
G2
MELATIH
Mengarahkan dan Mendukung
P3
Kecakapan Tinggi
Komitmen Bervariasi
G3
MENDUKUNG
Memuji, Mendengarkan, dan Memudahkan
P4
Kecakapan Tinggi
Komitmen Tinggi
G4
MENDELEGASIKAN
Menyerahkan tanggungjawab untuk pembuatan keputusan sehari-hari


4.       Stabilitas Lingkungan Organisasi
Faktor lingkungan eksternal juga mempengaruhi lingkungan perencanaan yang meliputi iklim politik dan ekonomi, ketersediaan pasokan, struktur industri yang melayani organisasi, hakikat persaingan, dll. Perubahan lingkungan yang dramatis dalam tingkat bunga, fluktuasi nilai tukar mata asing, dan semakin meningkatnya persaingan dari luar negeri adalah beberapa kasus di antaranya. Sehingga diperlukan keputusan yang cepat dan tegas dalam penyesuaian tujuan atau strategi yang diperlukan. Pada kasus-kasus ini, gaya kepemimpinan otoriter terbukti lebih efisien dibandingkan dengan gaya kepemimpinan yang demokratif dan partisipatif.

D.    Konsep –Konsep Keprilakuan Yang Relevan Dalam Proses Penyusunan Anggaran
1.       Tahap penetapan tujuan
Selama tahap penetapan tujuan baik tujuan umum ataupun tujuan khusus dari manajemen puncak diterjemahkan kedalam target-target yang pasti dan dapat diukur bagi organisasi serta bagi setiap submit utama.

2.       Keselarasan Tujuan
Masalah utama dalam penetapan tujuan adalah  mencapai suatu tingkat keselarasan tujuan atau kompatibilitas yang mungkin diantara tujuan-tujuan organisasi,  subunit-subunit, dan anggota-anggota yang turut berpartisipasi.

3.       Partisipasi
Suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau lebih pihak di mana keputusan tersebut akan memiliki dampak masa depan terhadap mereka yang membuatnya.

4.       Manfaat Partisipasi
Salah satu manfaat dari partisipasi yang berhasil adalah bahwa partisipan menjadi terlibat secara emosi dan bukan dalam pekerjaan mereka. Pada dasarnya partisipasi dapat meningkatkan moral dan mendorong insiatif yang lebih besar pada semua tingkatan manajemen.

5.       Batasan dan Permasalahan Partisipasi
Bahkan dalam kondisi yang paling ideal sekalipun, partisipasi dalam penetapan tujuan mempunyai keterbatasan tersendiri. Karena proses partisipasi memberikan kekuasaan kepada para manajer untuk menetapkan hasil  isi dari anggaran mereka, kekuasaan ini bisa digunakan dengan cara yang memiliki konsekuensi disfungsional bagi organisasiitu sendiri.