Kompetensi Inti
Kompetensi inti adalah suatu
konsep manajemen. C.K. Prahalad and Gary Hamel pada artikel "The Core
Competence of the Corporation" yang dimuat di Harvard Business
Review Mendefinisikan kompetensi inti sebagai "pembelajaran kolektif di
dalam organisasi, terutama untuk mengoordinasikan beragam keterampilan produksi serta mengintegrasikan aneka
jalur teknologi"
Kompetensi inti harus memenuhi tiga kriteria, yaitu :
Kompetensi
inti perusahaan akan dicerminkan oleh kebutuhan pengetahuan teknis apa saja
yang akan digunakan
Keterkaitan kompetensi
dengan strategi bisnis akan dicerminkan oleh rangkaian proses yang diawali dari
sumber gagasan berupa inovasi produk paten yang merupakan hasil dari riset dan
pengembangan. Kemudian proses berikutnya dicerminkan oleh produktivitas dan
efisiensi. Ketika produk dihasilkan maka bagaimana membangun kepercayaan
pelanggan. Untuk itu perusahaan harus mengembangkan citra produk,
dilihat dari mutu, harga, pelayanan, dan kepastian suplai di pasar. Distribusi
dan salurannya menjadi hal yang sangat penting sesuai dengan segmen pasar.
Dengan begitu akan timbul umpan balik yang berguna untuk menyusun strategi
inovasi teknologi baru. Dalam perkembangan jangka panjang kompetensi inti itu
sendiri bisa berubah sesuai dengan perkembangan pasar dan teknologi.
Markides dan Williamson (1994)
mendefinisikan kompetensi inti sebagai kolam pengalaman (pool of experience),
pengetahuan, dan sistem yang dapat bertindak bersama-sama sebagai katalis untuk
menciptakan dan mengumpulkan aset strategis baru. Sementara itu, Teece et al.
(1997) menyimpulkan bahwa kompetensi inti harus berasal dari memeriksa produk dan jasa berbagai
perusahaan (dan pesaingnya). Nilai kompetensi inti dapat ditingkatkan dengan
menggabungkan produk dan jasa dengan aset komplementer yang sesuai.
Hafeez et al. (2002) mendefinisikan
kompetensi inti sebagai sumber bisnis yang terdiri dari fisik, intelektual, dan
aset budaya. Selain itu, kompetensi inti dapat digambarkan sebagai sesuatu yang
“unik”, “khusus”, "sulit untuk meniru," dan "lebih unggul dalam
kompetisi". Sebuah kompetensi inti sangat tepat disebut sebagai
"pengerahan sumber daya" atau "keterampilan". Pada bagian
lain, Shieh dan Wang (2007) berpendapat bahwa kompetensi inti merupakan
kegiatan yang dilakukan perusahaan lebih berhasil dari para pesaingnya dan yang
dibutuhkan oleh pasar. Secara khusus, kompetensi dari suatu perusahaan adalah
kombinasi sumber daya yang unggul dalam persaingan di seluruh strategi
korporasi.
Kompetensi inti dibangun atas individu
atau kelompok aset tidak berwujud yang membentuk dan mewujudkan kemampuan
organisasi, keterampilan, pengetahuan, pengalaman, orang-orang, sumber daya dan
kekayaan intelektual. Kompetensi inti tidak dapat dengan mudah ditiru oleh
pesaing. Hal-hal tersebut di atas adalah sumber dari kemampuan perusahaan untuk
memberikan nilai unik kepada para pelanggannya. Mereka tidak keliru dengan
" teknologi yang paling unggul ", "proses kelas dunia",
atau definisi yang lain "pendorong produksi". Mereka cukup fleksibel
untuk mengungguli berbagai fungsi bisnis, atau produk teknologi dan mereka
tidak terikat dengan cara melakukan bisnis yang telah ada tetapi merupakan
platform dan rangsangan untuk pertumbuhan (Harvey dan Lusch, 1997).
Kompetensi inti adalah kekuatan pendorong
di belakang beberapa perusahaan yang memiliki kemampuan menantang, mengelakkan
dan bersaing dalam domain pasar. Penulis manajemen telah memberikan beragam
makna untuk kata "kompetensi inti", yang tidak perlu selalu
konsisten.
Prahalad dan Hamel (1994) telah membagi ke
dalam 3 (tiga) tipe kategori kompetensi inti:
1.
Pasar mengakses
kompetensi: keterampilan yang membantu menempatkan suatu perusahaan di dekat
para pelanggannya. Sebagai contoh pengelolaan merek, penjualan dan pemasaran,
distribusi dan logistik, dukungan teknis.
2.
Integritas berhubungan
dengan kompetensi: keterampilan yang memungkinkan perusahaan untuk melakukan
hal-hal yang jauh lebih cepat, dengan fleksibilitas yang lebih besar atau
dengan yang kehandalan lebih tinggi dibandingkan pesaing. Misalnya kompetensi
seperti, kualitas, siklus manajemen waktu dan Just-In-Time.
3.
Fungsi yang berhubungan
dengan kompetensi: kemampuan yang memungkinkan perusahaan untuk berinvestasi
dengan layanan atau produk dengan keunikan fungsi, yang menginvestasikan produk
dengan manfaat pelanggan yang khas.
Dengan
demikian, kompetensi ini merupakan sekumpulan sumber daya dan kemampuan (aset-aset)
organisasi yang memiliki kekhasan yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi. Keunikan yang dimiliki organisasai dapat membuat kesulitan bagi
pesaing untuk menirunya.