Friday, February 7, 2020

Kompetensi Inti Analisis Internal Organisasi

kompetensi inti, analisis internal organisasi, kompetensi inti untuk analisis organisasi

Kompetensi Inti

Kompetensi inti adalah suatu konsep manajemen. C.K. Prahalad and Gary Hamel  pada artikel "The Core Competence of the Corporation" yang dimuat di Harvard Business Review Mendefinisikan kompetensi inti sebagai "pembelajaran kolektif di dalam organisasi, terutama untuk mengoordinasikan beragam keterampilan produksi serta mengintegrasikan aneka jalur teknologi"
Kompetensi inti harus memenuhi tiga kriteria, yaitu :
1.         Menyediakan akses potensial kepada berbagai pasar yang luas,
2.         Memberikan kontribusi signifikan terhadap manfaat produk akhir yang diterima pelanggan, serta,
3.         sulit ditiru oleh pesaing
Kompetensi inti perusahaan akan dicerminkan oleh kebutuhan pengetahuan teknis apa saja yang akan digunakan
Keterkaitan  kompetensi dengan strategi bisnis akan dicerminkan oleh rangkaian proses yang diawali dari sumber gagasan berupa inovasi produk paten yang merupakan hasil dari riset dan pengembangan. Kemudian proses berikutnya dicerminkan oleh produktivitas dan efisiensi. Ketika produk dihasilkan maka bagaimana membangun kepercayaan pelanggan. Untuk itu  perusahaan harus mengembangkan citra produk, dilihat dari mutu, harga, pelayanan, dan kepastian suplai di pasar. Distribusi dan salurannya menjadi hal yang sangat penting sesuai dengan segmen pasar. Dengan begitu akan timbul umpan balik yang berguna untuk menyusun strategi inovasi teknologi baru. Dalam perkembangan jangka panjang kompetensi inti itu sendiri bisa berubah sesuai dengan perkembangan pasar dan teknologi.
Markides dan Williamson (1994) mendefinisikan kompetensi inti sebagai kolam pengalaman (pool of experience), pengetahuan, dan sistem yang dapat bertindak bersama-sama sebagai katalis untuk menciptakan dan mengumpulkan aset strategis baru. Sementara itu, Teece et al. (1997) menyimpulkan bahwa kompetensi inti harus berasal dari memeriksa produk dan jasa berbagai perusahaan (dan pesaingnya). Nilai kompetensi inti dapat ditingkatkan dengan menggabungkan produk dan jasa dengan aset komplementer yang sesuai.
Hafeez et al. (2002) mendefinisikan kompetensi inti sebagai sumber bisnis yang terdiri dari fisik, intelektual, dan aset budaya. Selain itu, kompetensi inti dapat digambarkan sebagai sesuatu yang “unik”, “khusus”, "sulit untuk meniru," dan "lebih unggul dalam kompetisi". Sebuah kompetensi inti sangat tepat disebut sebagai "pengerahan sumber daya" atau "keterampilan". Pada bagian lain, Shieh dan Wang (2007) berpendapat bahwa kompetensi inti merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan lebih berhasil dari para pesaingnya dan yang dibutuhkan oleh pasar. Secara khusus, kompetensi dari suatu perusahaan adalah kombinasi sumber daya yang unggul dalam persaingan di seluruh strategi korporasi.
Kompetensi inti dibangun atas individu atau kelompok aset tidak berwujud yang membentuk dan mewujudkan kemampuan organisasi, keterampilan, pengetahuan, pengalaman, orang-orang, sumber daya dan kekayaan intelektual. Kompetensi inti tidak dapat dengan mudah ditiru oleh pesaing. Hal-hal tersebut di atas adalah sumber dari kemampuan perusahaan untuk memberikan nilai unik kepada para pelanggannya. Mereka tidak keliru dengan " teknologi yang paling unggul ", "proses kelas dunia", atau definisi yang lain "pendorong produksi". Mereka cukup fleksibel untuk mengungguli berbagai fungsi bisnis, atau produk teknologi dan mereka tidak terikat dengan cara melakukan bisnis yang telah ada tetapi merupakan platform dan rangsangan untuk pertumbuhan (Harvey dan Lusch, 1997).
Kompetensi inti adalah kekuatan pendorong di belakang beberapa perusahaan yang memiliki kemampuan menantang, mengelakkan dan bersaing dalam domain pasar. Penulis manajemen telah memberikan beragam makna untuk kata "kompetensi inti", yang tidak perlu selalu konsisten.
Prahalad dan Hamel (1994) telah membagi ke dalam 3 (tiga) tipe kategori kompetensi inti:
1.         Pasar mengakses kompetensi: keterampilan yang membantu menempatkan suatu perusahaan di dekat para pelanggannya. Sebagai contoh pengelolaan merek, penjualan dan pemasaran, distribusi dan logistik, dukungan teknis.
2.         Integritas berhubungan dengan kompetensi: keterampilan yang memungkinkan perusahaan untuk melakukan hal-hal yang jauh lebih cepat, dengan fleksibilitas yang lebih besar atau dengan yang kehandalan lebih tinggi dibandingkan pesaing. Misalnya kompetensi seperti, kualitas, siklus manajemen waktu dan Just-In-Time.
3.         Fungsi yang berhubungan dengan kompetensi: kemampuan yang memungkinkan perusahaan untuk berinvestasi dengan layanan atau produk dengan keunikan fungsi, yang menginvestasikan produk dengan manfaat pelanggan yang khas. 
Dengan demikian, kompetensi ini merupakan sekumpulan sumber daya dan kemampuan (aset-aset) organisasi yang memiliki kekhasan yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Keunikan yang dimiliki organisasai dapat membuat kesulitan bagi pesaing untuk menirunya.