Monday, February 3, 2020

pengertian Kebijakan Fiskal, Masalah dan Analisis

kebijakan fiskal, masalah kebijakan fiskal, pengertian kebijakan fiskal, analisis kebijakan fiskal dalam sistem perpajakan sederhana, pendapatan nasional ekuilibrium, angka-angka pengganda

Masalah Kebijakan Fiskal

·        Pengertian
            Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah.
            Kebijakan fiskal yang sering disebut “politik fiskal” atau “fiscal policy” sering diartikan sebagai tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam bidang anggaran belanja Negara dengan maksud untuk mempengaruhi jalannya perekonomian. Anggaran belanja Negara terdiri dari penerimaan berupa hasil pungutan pajak dan pengeluaran yang dapat berupa “goverment expenditure” dan “goverment transfer”, maka sering pula dikatakan bahwa kebijakan fiskal meliputi semua tindakan pemerintah yang berupa tindakan memperbesar atau memperkecil jumlah pungutan pajak, “goverment expenditure” dan “goverment transfer”.
            Kebijakan fiskal dapat dibedakan menjadi 2 golongan :
1.      Penstabil otomotik yaitu bentuk-bentuk sistem fiskal yang sedang berlaku secara otomotik cenderung menimbulkan kestabilan dalam kegiatan ekonomi. Merupakan sistem yang progresif dan proporsional (digunakan dalam memungut pajak pendapatan individu dan praktekkan hampir disemua negara), kebijakan harga minimum, dan sistem asuransi pengangguran.
2.      Kebijakan fiskal diskresioner yaitu langkah-langkah dalam bidang pengeluaran pemerintah dan perpajakan yang secara khusus membuat perubahan ke atas sistem yang ada dan bertujuan untuk mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi.

·        Masalah Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal dapat menggerakkan perekonomian, karena peningkatan pengeluaran pemerintah atau pemotongan pajak mempunyai efek multiplier dengan menstimulasi tambahaan permintaan untuk barang konsumsi rumah tangga. Begitu pula halnya apabila pemerintah melakukan pemotongan pajak sebagai stimulus perekonomian. Pemotongan pajak akan meningkatkan disposble income dan akhirnya mempengaruhi permintaan.


Analisis Kebijakan Fiskal Dalam Sistem Perpajakan Sederhana (1)
Dalam perekonomian tertutup tanpa adanya tindakan fiskal pemerintah, diasumsikan bahwa besar-kecilnya pengeluaran masyarakat untuk konsumsi tergantung pada besar kecilnya pendapatan nasional. Demikan pula dengan saving, besar kecilnya saving suatu perekonomian diasumsikan tergantung kepada besar kecilnya pendapatan nasional.

Terhadap pernyataan-pernyataan tersebut perlulah kini lebih lanjut diketengahkan bahwa yang dimaksud dengan “pendapatan” atau “incame” dalam pernyataan-pernyataan tersebut adalah “pendapatan” atau “incame” dalam pengertian sebagai “earning” yaitu jumlah pendapatan yang diterima oleh para anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atas faktor-faktor produksi yang mereka sumbangkan dalam turut serta membentuk produk nasional.

Dengan adanya tindalkan fiscal pemerintah, pengeluaran masyarakat untuk konsumsi tidak lagi secara langsung ditentukan oleh tinggi rendahnya pendapatan nasional sebagai “ earning “ akan tetapi oleh tinggi-rendahnya “ pendapatan “ yang siap untuk dibelanjakan” yaitu yang biasa disebut “diaposible incame atau take home income “ Disposible income ini besarnya sama dengan besarnya pendapatan sebagai “earning “ ditambah dengan besarnya “transfer pemerintah “ dikurangi dengan besarnya “pajak” yang dipungut pemerintah.

Apabila Yd menunjukkan besarnya “disposable income “ Tr menunjukkan besarnya transfer pemerintah dan Tx menunjukkan besarnya pajak yang dipungut oleh pemerintah, maka secara matematik dapat ditulis

Yd = Y + Tr - Tx

Dengan mengetahui besar kecilnya konsumsi suatu masyarakat dalam analisis kita sekarang tidak lagi tergantung besar kecilnya pendapatan nasional sebagai “earning” , maka fungsi konsumsi yang berlaku untuk perekonomian tanpa adanya tindakan fiscal pemerintah seperti yang kita temukan C = a + cY tidak lagi dapat dipergunakan . Untuk perekonomian yang mengenal adanya tindakan fiscal pemerintah fungsi konsumsi mempunyai persamaan

C = a + cYd
Dimana
Yd = Y + Tr - Tx

Sedangkan fungsi saving dapat kita temukan dengan cara

S = Yd – C
S = Yd - ( a + cYd )
S = Yd - a - cYd )
S = ( 1 – c ) Yd - a

Mengingat
Yd = Y + Tr - Tx

Maka funsi konsumsi dapat ditulis

C = a + c (Y + Tr - Tx) atau
C = a + c Y + cTr - cTx

dan fungsi saving
S = (1 – c) (Y + Tr - Tx) – a
S = (1 – c)Y + ( 1 – c ) Tr - ( 1 – c ) Tx – a

Dan apabila “s” menunjukkan tingginya “ marginal propensity to save “ maka perumusan dapat diperpendek menjadi

S = sY + sTr - sTx - a


Perubahan Jumlah Konsumsi Dan Jumlah Saving Sebagai Akibat Daripada Perubahan Jumlah Transfer Pemerintah Dan Perubahan Pajak

Fungsi konsumsi dan fungsi saving yang dinyatakan dalam pendapatan nasional sebagai earning mengalami perubahan dengan berubahnya jumlah pajak yang dipungut pemerintah dan atau berubahnya jumlah pajak yang dipungut pemerintah dan atau berubahnya jjumlah transfer pemerintah yang disumbangkan kepada masyarakat, maka sebagai konsekwensinya adalah bahwa jumlah konsumsi dan juga saving pada tingkat pendapatan nasional yang sama akan berubah pula dengan berubahnya jumlah pajak dan jumlah transfer pemerintah tersebut.

Perumusan perumusan berikut dapat dipergunakan untuk mengetahui perubahan jumlah konsumsi dan perubahan jumlah saving pada tingkat pendapatan nasional tertentu sebagai akibat daripada berubahnya jumlah pajak dan berubahnya jumlah transfer pemerintah .

1. Perubahan Jumlah Konsumsi pada Tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat Berubahnya Pajak

Apabila jumlah konsumsi berubah dengan ∆C dari semula sebesar C menjadi ( C + ∆C ) sebagai akibat daripada berubahnya jumlah pajak sebesar ∆Tx dari semula sebesar Tx menjadi sebesar ( Tx + ∆Tx ), maka dapat ditulis.

( C + ∆C ) = a + c[ Y + Tr - ( Tx + ∆Tx ) ]
( C + ∆C ) = a + c[ Y + Tr - Tx ) - c∆Tx ) ]
( C + ∆C ) = C - c∆Tx

2. Perubahan Jumlah Saving pada Tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat Berubahnya Pajak
Apabila berubah pajak dari semula sebesar Tx menjadi ( Tx + ∆Tx ) sebagai akibat daripada berubahnya jumlah saving dari semula sebesar S menjadi sebesar ( S + ∆S ), maka dapat ditulis .

S + ∆S = ( 1 - c ) [ Y + Tr - ( Tx + ∆Tx ) ] - a
S + ∆S = ( 1 - c ) [ Y + Tr - Tx - ∆Tx ) ] - a
S + ∆S = ( 1 - c ) ( Y + Tr - Tx )  - a + ( 1 – c ) ( - ∆Tx )
S + ∆S = S + ( 1 – c ) ( - ∆Tx )
∆S = ( 1 – c ) ( - ∆Tx )

3. Perubahan Jumlah Konsumsi pada Tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat Berubahnya Transfer Pemerintah

Jika diterapkan pada perumusan seperti diatas maka kita akan menemukan bahwa perumusan untuk menghitung besarnya perubahan konsumsi sebagai akibat langsung daripada perubahan jumlah transfer pemerintah adalah sebagai berikut :

∆C = c∆Tr

4. Perubahan Jumlah Saving pada Tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat Berubahnya Transfer Pemerintah.

Jika diterapkan pada perumusan seperti diatas maka kita akan menemukan bahwa perumusan untuk menghitung besarnya perubahan saving sebagai akibat langsung daripada perubahan jumlah transfer pemerintah adalah sebagai berikut :

∆S = ( 1 – c ) ∆Tr

5. Perubahan Jumlah Konsumsi pada Tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat Berubahnya Transfer Pemerintah.dan Berubahnya Pajak

∆C = ∆CTr + ∆CTx
∆C = c∆Tr -  c∆Tx
∆C = c( ∆Tr - ∆Tx)

6. Perubahan Jumlah Saving pada Tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat Berubahnya Transfer Pemerintah dan berubahnya pajak

∆S = ∆STr + ∆STx
∆S = ( 1 – c) ∆Tr + ( 1 – c )(- ∆Tx )
∆S = ( 1 – c) ( ∆Tr - ∆Tx )

Perubahan yang terjadi pada perumusan-perumusan diatas adalah perubahan-perubahan jumlah konsumsi dan perubahan-perubahan jumlah saving yang langsung ditimbulkan oleh perubahan pajak atau perubahan jumlah transfer pemerintah. Dengan demikian yang dimaksud dengan perubahan jumlah konsumsi dan perubahan saving pada perumusan-perumusan diatas bukanlah perubahan jumlah konsumsi ekuilibrium semula atau jumlah saving ekuilibrium semula ke jumlah konsumsi ekuilibrium atau ke jumlah saving ekuilibrium yang baru.

Perubahan jumlah konsumsi ekuilibrium dan jumlah saving ekuilibrium dari tingkat pendapatan nasional ekuilibrium yang baru sebagai daripada perubahan pajak, perubahan transfer pemerintah dan perubahan pada variable-variabel lainnya


  
Pendapatan Nasional Ekuilibrium

Pendapatan nasional suatu perekonomian akan mencapai ekuilibrium apabila besarnya saving nasional telah menyamai besarnya investasi nasional. Apakah pernyataan ini berlaku juga bagi perekonomian tertutup dimana sudah kita jumpai adanya tindakan fiskal pemerintah ?

Dalam perekonomian tertutup tanpa adanya tindakan fiskal pemerintah, kita telah mengetahui bahwa yang merupakan sumber daripada pendapatan nasional adalah pengeluaran masyarakat untuk konsumsi dan pengeluaran masyarakat untuk investasi. Akan tetapi dalam perekonomian dimana pemerintah turut juga mengadakan transaksi-transaksi pembelian berupa “ government expenditure “, produk nasional dibagi-bagikan sebagian untuk konsumsi pemerintah, sebagian untuk konsumsi sasta dan sebagian lagi untuk investasi.

Mengingat bahwa untuk dapat menerima bagian-bagian daripada produk nasional tertentu, baik masyarakat konsumen, badan-badan swasta maupun badan pemerintah harus mengeluarkan uang sebagai pembayarannya, maka dapatlah dikatan bahwa dari segi sumbernya , dalam perekonomian tertutup dengan adanya tindakan fiskal pemerintah, pendapatan nasional terdiri dari C ( pengeluaran konsumsi), I ( pengeluaran investasi), dan ( pengeluaran pemerintah), Singkatnya Y = C + I + G

Dari pendapatan ini, oleh penerima pendapatan sebagian dipergunakan untuk membayar pajak kepada pemerintah. Akan tetapi sebaliknya kepada orang-orang atau badan-badan tertentu pemerintah memberikan uang tanpa mengharapkan adanya balas jasa yang langsung. Transaksi tersebut disebut “ government transfer “ atau transfer pemerintah. Pendapatan setelah diperhitungkan penerimaan transfer dari pemerintah dan pajak yang diserahkan kepada pemerintah inilah yang kita sebut “ disposable income “ yaitu pendapatan yang sudah siap dipakai untuk konsumsi dan saving.

Jadi disposable income sama dengan besarnya pendapatan nasional perekonomian Negara ditambah dengan besarnya transfer pemerintah dikurangi dengan besarnya pajak yang dipungut oleh pemerintah .

Yd = Y + Tr - Tx
Y = Yd - Tr + Tx
Mengingat bahwa disposable income tersebut itulah yang dipergunakan untuk konsumsi dan sisanya merupakan saving maka dapat ditulis

Yd = C + S

Kalau pernyataan-pernyataan tersebut kita kumpulkan
Y = C + I + G
Y = Yd - Tr + Tx
Yd = C + S

Maka

C + I + G = Yd - Tr + Tx
C + I + G = C + S - Tr + Tx
I + G + Tr = S + Tx

Untuk ekuilibriumnya pendapatan nasional Y dari waktu ke waktu harus sama besarnya dan untuk ini diperlukan bahwa jumlah I + G + Tr = S + Tx .

Formula Untuk menentukan Tingkat Pendapatan Nasional Ekuilibrium
Ada dua cara untuk menurunkan formula yang dapat dipergunakan untuk menemukan besarnya pendapatan nasional ekuilibrium.

CARA KE I

Y = C + I + G
C = a + cYd
Yd = Y + Tr - Tx

Maka
Y = C + I + G
Y = a + cYd + I + G
Y = a + c (Y + Tr - Tx ) + I + G
Y = a + cY + cTr - cTx + I + G
Y - cY = a + cTr - cTx + I + G
( 1 - c)Y = a + cTr - cTx + I + G

CARA KE II

S + Tx = G + Tr + I

Maka
S + Tx = G + Tr + I
Yd – C + Tx = G + Tr + I
Yd – (a + cYd) + Tx = G + Tr + I
(Y + Tr – Tx) – {a + c(Y + Tr – Tx)} + Tx = G + Tr + I
Y + Tr – Tx – a – cY – cTr + cTx + Tx = G + Tr + I
Y – cY = -Tr + Tx + a + C.Tr – c.Tx – Tx = G + Tr + I
(1-c) Y = a.c.Tr – c.Tx + G + I

  

Angka-Angka Pengganda
            Multiplier atau angka pengganda membarikan gambaran tentang intensitas hubungan kasual antara sebuah variable tertentu dengan pendapatan nasional. Apabila angka pengganda tersebut menunjukkan angka yang tinggi, maka ini berarti bahwa perusahaan yang terjadi pada variable tersebut akan besar pengaruhnya terhadap tingkat pendapatan nasional, begitu pula sebaliknya.
            Dalam perkonomian tertutup deengan adanya tindakan fiscal, kita mengenal 5 macam angka pangganda plus 1 angka pengganda konsumsi, apabila kita menginginkannya. Ke-6 angkapengganda tersebut adalah:

1.      Angka Pengganda Investasi
Apabila investasi dibawah dari sebesar I pertahun menjadi sebesar ( I + ∆I ) pertahun, akan mengakibatkan pendapatan nasional equilibrium berubah dari semula Y pertahun menjadi sebesar ( Y + ∆Y ) pertahun maka :

Sebelum adanya perubahan investasi :
Y = Co + bTr – bTx + I +G
                        1 - b

Sesudah adanya perubahan investasi :
Y + ∆Y = Co + bTr – bTx + (I + ∆I) + G
                                    1 – b
            Y + ∆Y = Co + bTr – bTx + I + G    +   ∆I
                                    1 – b          1-b
            ∆Y =  ∆I
                     1-b
            ∆Y = ∆I
             1     1-b
            K1 = ∆Y  =   ∆I
                      1            1-b

2.      Angka Pengganda Konsumsi
Angka pengganda konsumsi yang dapat kita persoalkan disini yaitu multiplier daripada nilai ‘Co’ sajalah yang dapat kita jumpai hubungannya yang tetap dengan perubahan tingkat pendapatan nasional equilibrium yang diakibatkan oleh adanya perubahan nilai ‘Co’ tersebut, sedangkan hubungan antara perubahan nilai ‘b’ dengan perubanahan pendapatan nasional yang diakibatkan sifatnya tidak pasti, sebab sangat tergantung krpada besarnya jumlah pengeluaran konsumsi pada tingkat pendapatan sebesar nol (Co), besarnya invesatasi, besarnya konsumsi pemerintah, besarnya transfer pemerintah dan besarnya pajak.

Angka pengganda konsumsi :
Kc = ∆Y 1 
        a      1-c

3.      Angka Pengganda Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
Oleh karena ‘government expenditure’ biasa juga disebuut ‘goverment purchase’ maka angka pengganda pengeluaran biasa juga disebut ‘goverment purchase mulitiplier’

Angka pengganda pengeluaran konsumsi pemerintah:
KG = ∆Y / ∆G = 1 / 1 – b

Angka pengganda transfer pemerintah:
kTr = ∆Y/ ∆Tr = b / 1-b


4.      Angka Pengganda Pajak
Angka pengganda pajak mempunyai tanda negative dengan negatifnya angka pengganda pajak berarti bertambahnya jumlah pajak yang dipungut oleh pemerintah akan mengakibatkan menurunnya tingkat pendapatan nasional equilibrium begitu pula sebaliknya. Negatifnya angka pengganda pajak dapat kita uraikan sebagai berikut:

Tx naik -> Yd turun ( pada tingkat pendapatan nasional yg sama) -> C turun -> Y turun
Sebaliknya
Tx turun -> Yd naik (pada tingkat pendapatan nasional yang sama) -> C naik -> Y naik diikuti oleh pengeluaran konsumsi, demikian seterusnya saampai dicapai pendapatan nasional equilibrium yang baru.

Angka Pengganda Pajak
kTx = ∆Y / ∆Tx = -b/1-b

5.      Angka Pengganda Anggaran Belanja yang Seimbang
Dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, dalam memperbesar pengeluaran onsumsi pemerintah, pemerintah mungkin perlu menggunakan cara membelanjai tambahan ‘goverment expenditure’ tersebut dengan memperbesar hasil pungutan pajak.
Angka pengganda anggaran belanja yang seimbang besarnya lebih dari nol, ini mempunyai arti bahwa bertambahnya pengeluaran konsumsi pemerintah yang dibarengi bertambahnya pajak dengan jumlah yang sama akan mengakibatkan, meningkatnya tingkat pendapatan nasional, begitu pula sebaliknya. Angka pengganda anggaran belanja yang seimbang (balanced budget multiplier).

Sebelum adanya perubahan pengeluaran pemerintah dan perubahan pajak:
Y = Co + bTr – bTx + I + G
                        1 - b

Sesudah adanya perubahan pengeluaran konsumsi pemerintah disertai perubahan pajak:
Y + ∆Y = Co + bTr – b(Tx + ∆Tx) + I + (G+∆G)
                                    1 - b

Oleh karena ∆Tx = ∆G, maka :

Y + ∆Y = Co + bTr – b(Tx + ∆Tx) + I + (G+∆G)
                        1 – b
Y + ∆Y = Co + bTr – bTx + b ∆G + I + G +∆G
                        1 – b
Y + ∆Y = Co + bTr – bTx + I + G    +  -b ∆G + ∆G
                        1 – b                 1 – b
Y + ∆Y = Y +   -b ∆G + ∆G
                        1 – b
∆Y = -b ∆G + ∆G          =  ( 1 – b ) ∆G
                1 – b                        1 – b
∆Y/∆G   = 1-b    = 1
                  1-b
kB =   ∆Y      = 1
∆G = ∆Tx
                        Atau
kB = KG + KTx =  1   -b
                             1-b    1-b
= 1-b   = 1
    1-b

Ini berarti :
KB = 1

Kebijakan Fiskal

Betapa penting pengetahuan tentang angka-angka pengganda bagi pemerintah dalam menentukan kebijakn fiscal.
Dengan cara memperbesar atau memperkecil jumlah pengeluaran konsumsi pemerintah, jumlah transfer pemerintah, jumlah pajak atau kombinasi dari ketiganya, pemerintah dapat mempengaruhi tingkat kesempatan kerja (tingkat employment) dan tingkat pendapatan nasional. Tingkat pendapatan nasional yang biasa dianggap sebagai tingkat pendapatan nasional yang ideal bagi suatu perwekonomian adalah tingkat pendapatan pada tingkat full employment. Apabila dalam perekonomian terjadi ‘deflasionary gap’ pemerintah pada umumnya mengusahakan meningkatkan pendapatan nasional.
Apabila dalam perekonomian terjadi ‘inflationary gap’ pemerinta pada umumnya mengushakan menurunkan pendapatan nasional.