Friday, February 7, 2020

Akuisisi, Merger, dan Restrukturisasi

akuisis, merger, restrukturisasi, pengertian akuisisi, pengertian merger, pengertian restrukturisasi, tujuan akuisisi, masalah dalam mencapai sukses akuisisi, makalah, makalah tentang akuisisi, makalah tentang merger, makalah tentang resktrukturisasi

2.1.1  Latar Belakang
Akuisisi adalah strategi pertumbuhan eksternal dan merupakan jalur cepat untuk mengakses pasar baru atau produk baru tanpa harus membangun dari awal (Moin, 2004). Akuisisi merupakan salah satu strategi perusahaan yang dilakukan untuk memperoleh sinergi. Tindakan akuisisi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasi, dan memanfaatkan bersama dua atau lebih keahlian. Sinergi yang terjadi sebagai akibat dari penggabungan usaha, bisa berupa turunnya biaya rata-rata per unit karena naiknya skala ekonomis, maupun sinergi keuangan yang berupa kenaikan modal sebagai pengaruh akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Beberapa motif perusahaan melakukan akuisisi, yaitu motif ekonomi, strategis, diversifikasi, sinergis, dan motif non-ekonomi. Alasan perusahaan lebih tertarik memilih akuisisi sebagai langkah strategi untuk pertumbuhan internal karena akuisisi dianggap sebagai jalan cepat untuk mencapai tujuan perusahaan. Melalui akuisisi perusahaan tidak perlu memulai dari awal untuk menjalani suatu bisnis baru. Akuisisi mampu menciptakan sinergi, yaitu nilai keseluruhan perusahaaan setelah akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum akuisisi. Akuisisi dapat memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan antara lain peningkatan 2 kemampuan dalam pemasaran, riset, skill manajerial, transfer teknologi, dan efisiensi berupa penurunan biaya produksi.

2.1.2 Tujuan Akuisisi
Apabila dikategorikan berdasarkan tujuan dilakukannya akuisisi, maka suatu akuisisi pada umumnya memiliki maksud dan tujuan tertentu. Menurut Agus Daryanto bahwa tujuan akuisisi adalah untuk memperbaiki sistem manajemen perseroan yang terakuisisi. Selain itu, secara umum tujuan akuisisi tersebut adalah: 
a.      Akuisisi Bertujuan Menambah Sinergi 
Salah satu alasan melakukan akuisisi adlaah untuk menambah sinergi dari perusahaan-perusahaan yang bergabung kepemilikannya dari akibat akuisisi tersebut. Maksud dalam sinergi adalah nilai tambah atau keuntungan yang diperoleh perusahaan yang terlibat dalam akuisisi. 
b.      Akuisisi Bertujuan Memperluas Pangsa Pasar 
Akuisisi dapat bertujuan untuk memperluas pasar bagi produk yang dihasilkan, karena disetiap perusahaan yang terlibat memiliki akuisisi pangsa pasar sendiri. Namun, tujuan ini tidak otomatis dilakukannya akuisisi, karena terdapat praktik atau kendala lain.
c.       Akuisisi Bertujuan Melindungi Pasar 
Ketika perusahaan hendak diakuisisi merupakan salah satu pesaing bisnis,  maka tujuannya untuk melindungi pasar, dimana mampu mengsisihkan pesaing bisnis yang terakuisisi. 
d.      Akuisisi Bertujuan Untuk Mengakuisisi Produk 
Dalam pengembangna usaha untuk menghasilkan produk baru, maka dapat dilakukan dengna akuisisi perusahaan lain yang sedang menghasilkan produk yang dikehendaki, setelah dilakukan akuisisi produk yang mampu untuk dikembangkan lebih lanjut. 
e.       Akuisisi Bertujuan Untuk Memperkuat Bisnis Inti
Dalam memperkuat bisnis inti, perusahaan perlu melakukan akuisisi atas perusahaan lain yang bergerak di bisnis inti yang sama. Agar akuisisi tersebut mampu untuk bisnis inti dari perusahaan yang mengambil alih menjadi semakin besar dan kuat. 
f.        Akuisisi Bertujuan Untuk Mendapatkan Dasar Berpihak di Luar Negeri
Untuk mengembangkan perusahaan keluar negeri, salah satu strateginya adalah mengakuisisi perusahaan di luar negeri.

2.2    Peningkatan Penggunaan Strategi Merger dan Akuisisi
Kecenderungan dalam strategi akuisisi adalah peningkatan yang cepat dalambanyaknya penyelesaian akuisisi antara perusahaan yang berbeda negara yangdinamakan “akuisisi lintas perbatasan”. Akuisisi lintas perbatasan dan aliansi lintasperbatasan merupakan strategi alternatif yang dipertimbangkan perusahaan dalammengejar strategi kompetitif dan pendapatan diatas rata-rata, dibandingkan dengan aliansi-aliansi dan akuisisi-akuisisi domestik. Sebuah strategi akuisisi seharusnya hanya digunakan pada saat mengakuisisi perusahaan dianggap dapat meningkatkan nilai ekonomisnya melalui kepemilikan dan penggunaan asset perusahaan yang diakuisisi.

2.3    Perbedaan Pengambilan Alihan, Merger, dan Akuisisi
Pengambil alihan (take over) merupakan salah satu tipe strategi akuisisi dimana perusahaan sasaran tidak menghendaki penawaran pada perusahaan yang mengakuisisi. Merger merupakan strategi dimana dua perusahaan setuju untuk menggabungkan kegiatan operasionalnya dengan basis yang relatif seimbang, karenamereka memiliki sumber daya dan kapabilitas yang secara bersama–sama dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang lebih kuat. Merger menciptakan group perusahaan baru yang memiliki kekuatan pasar penting yang diharapkan akan menyebabkan pengurangan biaya secara signifikan dan meningkatkan keuntungan.Akuisisi merupakan strategi yang dilakukan dimana sebuah perusahaan membeli kontrol atau 100 % berminat terhadap perusahaan lain dengan tujuan untuk menggunakan keunggulan inti secara lebih efektif dengan membuat akuisisi perusahaan sebagai bisnis tambahan ke dalam portofolionya

2.4    Alasan untuk akuisisi
a.    Meningkatkan kekuatan pasar
Alasan utama dari akuisisi adalah mencapai kekuatan pasar yang lebih besar. Kekuatan pasar didapat pada saat perusahaan mampu untuk menjual produknya atau pelayanannya diatas level kompetitif atau pada saat biaya-biaya utamanya atau kegiatan pendukung dibawah para pesaing. Kekuatan pasar didapat dari ukuran perusahaan, sumber daya dan kemampuannya untuk bersaing di pasaran.

b.    Mengatasi hambatan untuk memasuki pasar
Hambatan-hambatan untuk memasuki pasar adalah faktor-faktor yangberkaitan dengan pasar atau perusahaan-perusahaan yang sekarang ini beroperasi dan meningkatkan biaya dan menyulitkan perusahaan baru untuk memasuki pasar tertentu. Hambatan masuk yang dihadapi perusahaan pada saat mencoba memasuki pasar internasional sering kali merupakan langkah yang sangat sulit. Sebagai jawabannya akuisisi seringkali digunakan untuk mengatasi hambatan tersebut
.
c.    Biaya pengembangan Produk Baru
Mengembangkan produk baru sendiri dan sukses memperkenalkannya kepada pasar seringkali membutuhkan investasi yang signifikan dalam sumber daya perusahaan. Akuisisi merupakan cara lain dimana perusahaan dapat memperoleh akses terhadap produk baru dan terhadap produk yang ada tapi baru bagi perusahaan. Akuisisi memberikan perkiraan penghasilan yang lebih baik dengan memasuki pasarsecara cepat karena kinerja produk perusahaan yang di akuisisi dapat dinilai sebelum menyelesaikan proses akuisisi.

d.    Meningkatkan kecepatan memasuki pasar
Dibandingkan pengembangan produk internal, akuisisi dapat lebih cepatmemasuki pasar. Akuisisi tetap harus menjadi jalan tercepat untuk pasar baru danuntuk kemampuan baru. Penggunaan kemampuan yang baru sebagai pioner produkbaru untuk memasuki pasar secara cepat dapat menciptakan posisi pasar yang menguntungkan.
e.    Resiko lebih rendah dibandingkan dengan pengembangan produk baru
Proses pengembangan produk internal dapat beresiko. Sebagai alternatifnya, karena hasil dari akuisisi dapat diramalkan dengan lebih mudah dan akurat dibandingkan dengan hasil dari proses pengembangan produk internal, manajer lebih melihat akuisisi menghasilkan resiko yang rendah.

f.     Peningkatan Diversifikasi
Berdasarkan pengalaman dan hasil dari diversifikasi, perusahaanmenemukannya secara khusus kemudian mengembangkan dan memperkenalkanproduk baru ke dalam pasar yang disediakan perusahaan saat ini. Sangat sulit bagi perusahaan untuk mengembangkan suatu produk yang berbeda dari bentuknya yang sekarang ke dalam pasar dimana mereka belum berpengalaman. Ini tidak umum bagi perusahaan untuk mengembangkan produknya secara internal yang berarti mendiversifikasi bentuk produk tersebut. Perusahaan biasanya boleh memilih untukmenggunakan akuisisi yang berarti terikat dalam diversifikasi produk.

g.    Membentuk kembali jangkauan kompetitif perusahaan
Intensitas persaingan yang kompetitif merupakan karakteritik industri yangmempengaruhi profitabilitas Perusahaan. Untuk mengurangi efek negatif dari adanya persaingan yang ketat dalam kinerja keuangannya, perusahaan mungkin menggunakan akuisisi sebagai jalan untuk menghalangi ketergantungannya pada satu produk atau pasar. Mengurangi ketergantungan perusahaan pada satu produk atau pasar mengubah jangkauan kompetitif perusahaan.

2.5    Masalah Dalam Mencapai Sukses Akuisisi
a.    Kesulitan Integrasi
Mengintegrasikan dua perusahaan untuk mengikuti akuisisi sangat sulit.Masalah pengintegrasian termasuk di dalamnya adalah dua budaya perusahaan yang berbeda, menghubungkan sistem keuangan dan sistem pengendalian, membangun hubungan kerja yang efektif dan memutuskan masalah mengenai status eksekutif perusahaan yang baru.

b.    Evaluasi sasaran yang tidak memadai
Kegagalan untuk memenuhi proses studi kelayakan yang efektif sering kali membuat perusahaan yang mengakuisisi harus membayar harga premium, kadangkadang sangat berlebih untuk perusahaan sasaran. Premium yang dibayarkan tanpa studi kelayakan yang efektif menunjukkan bahwa jumlah premium pembelian tidak menjamin keberhasilan akuisisi.

c.    Utang banyak atau luar biasa
Untuk menghitung jumlah dari akuisisi secara lengkap sejak 1980an sampai 1990an, beberapa perusahaan secara signifikan meningkatkan tingkat pinjaman mereka. Sebagian membuat kemungkinan ini sebagai inovasi dalam bidang keuangan yang disebut junk bond, pilihan perhitungan melalui sejauh mana resiko akuisisi didanai dengan uang (hutang) yang memberikan pengembalian yang secara potensial besar kepada yang meminjami (pemegang obligasi). Pada awal abad 21,  junk bond jarang digunakan untuk mendanai akuisisi.

d.    Ketidakmampuan Untuk Mencapai Sinergi
Perusahaan mengembangkan keunggulan bersaing melalui strategi akuisisi hanya ketika transaksi menghasilkan sinergi pribadi (private sinergi), yang dihasilkan ketika adanya kombinasi dan integrasi atas asset perusahaan yang menghasilkan kemampuan dan kompetensi inti yang tidak dapat dikembangkan dengan menggabungkan dan mengintegrasikan asset perusahaan dengan perusahaan lain. Sinergi pribadi tercipta ketika asset perusahaan saling melengkapi dengan suatu cara yang unik, tipe khusus dari asset yang saling melengkapi tersebut tidak mungkin dikombinasikan dengan asset perusahaan yang lain

e.    Terlalu Banyak Diversifikasi
Secara umum perusahaan menggunakan strategi diversifikasi yangberhubungan selain menggunakan diversifikasi yang tidak berhubungan. Perusahaan dapat mengalami overdiversifikasi. Tingkatan dimana hal ini terjadi pada berbagai perusahaan bisa bermacam–macam. Alasan dari banyaknya variasi adalah bahwa tiap perusahaan mempunyai kemampuan yang berbeda yang digunakan untuk mengelola diversifikasi secara sukses. Tanpa menghiraukan tipe strategi diversifikasi yang diimplementasikan, penurunan kinerja biasanya terjadi akibat overdiversifikasi, setelah unit bisnis yang berbeda tersebut dilepaskan.

f.     Manajer terlalu fokus pada akuisisi
Manajer yang terlalu fokus pada akuisisi dalam menilai hasil yang dicapaimelalui penggunaan strategi akuisisi, dibandingkan dengan hasil yang dicapaimelalui strategi lain dengan efektif.

g.    Terlalu Besar
Kebanyakan akuisisi menciptakan perusahaan yang besar. Dalam teori peningkatan ukuran akan membantu perusahaan mendapatkan skala ekonomi dalam berbagai fungsi organisasi. Dengan kata lain,pada beberapa level penambahan biaya diperlukan untuk mengatur perusahaan yang lebih besar melebihi efisiensi keuntungan yang diciptakan oleh skala ekonomi. Sebagai tambahannya, ketika berhadapan dengan kekomplekan yang dihasilkan oleh ukuran yang besar, manajer terutama dari perusahaan pengakuisisi memutuskan bahwa kontrol birokrasi akan digunakan untuk mengatur operasi perusahaan kombinasi. Kontrol birokrasi adalah dirumuskannya pengawasan dan perilaku hukum dan peraturan yang dibentuk untuk menjamin konsistensi keputusan dan tindakan antar unit yang berbeda di dalam perusahaan. Konsistensi keputusan dan tindakan dalam hal ini dapat menguntungkan perusahaan, terutama dalam pembentukan prediksi dan penurunan biaya.

2.6    Akuisisi yang efektif
Kita telah mencatat bahwa strategi akuisisi tidak selalu konsisen menghasilkan
pengembalian diatas rata–rata untuk shareholder perusahaan yang melakukan akuisisi.Namun beberapa perusahaan dapat menciptakan nilai melalui penggunaan strategiakuisisi.Atribut dan hasil dari akuisisi yang sukses dirangkum dalam tabel 1 padahalaman berikut ini. Manajer yang mencari kesuksesan akuisisi harus menekankan pada ketujuh atribut yang telah dicantumkan.

Tabel 1. Atribut Kesuksesan Akuisisi
Atribut Hasil
Atribut Hasil
Perusahaan yang diakuisisi memiliki
aktiva dan sumber daya yang
melengkapi terhadap bisnis inti
perusahaan yang mengakuisisi

Kemungkinan yang tinggi dari sinergi
dan keunggulan kompetitif dalam
mempertahankan kekuatan

Akuisisi yang bersahabat Integrasi yang lebih cepat dan efektif
Akuisisi yang bersahabat Integrasi yang lebih cepat dan efektif
Perusahaan yang mengakuisisi
memilih perusahaan sasaran dan
melakukan negoisasi dengan teliti
dan hati – hati
Perusahaan dengan kelengkapan paling
kuat diakuisisi dan pembayaran tinggi
dihindari
Perusahaan yang mengakuisisi
mempunyai kelebihan keuangan
(tunai atau posisi hutang yang baik)
Pembayaran (hutang atau ekuitas) lebih
mudah dan harga yang lebih rendah
untuk mendapatkannya
Perusahaan yang melakukan merger
mempertahankan posisi hutang yang
rendah sampai sedang
Pembayaran biaya yang lebih rendah,
resiko lebih rendah (misalnya
kebangkrutan) dan menghindari
perdagangan dengan hutang tinggi
Mempunyai perubahan pengetahuan
dan hal itu fleksibel dan mudah
beradaptasi
Integrasi yang lebih cepat dan efektif
memudahkan adanya sinergi
Penekanan yang berkelanjutan
dan konsistensi pada R & D dan
inovasi
Mempertahankan keunggulan kompetitif
jangka panjang dalam pasar



2.7    Restrukturisasi
Pada keadaan lain perusahaan menggunakan strategi restrukturisasi karena perubahan dalam lingkungan eksternal dan internal. Dalam kasus ini, restrukrurisasi mungkin cocok untuk posisi perusahaan, jadi dapat menciptakan lebih banyak nilai untuk memegang saham, memberikan perubahan lingkungan. Dengan memperhatikan alasan penggunaan ini, strategi restrukturisasi merubah komposisi bisnis portfolio perusahaan. Perusahaan dapat mengadopsi tiga tipe strategi restrukturisasi yaitu downsizing, downscoping dan leveraged buyout
a.         Downsizing
Downsizing adalah pengurangan jumlah tenaga kerja perusahaan dankadang–kadang jumlah unit operasi tetapi itu mungkin atau tidak mungkin merubahkomposisi bisnis dalam perusahaan portfolio.Perusahaan menggunakan downsizing sebagai strategi restrukturisasi untukalasan yang berbeda. Alasan yang paling banyak disebutkan adalah bahwaperusahaan mengharapkan peningkatan keuntungan dari pengurangan biaya danoperasi yang lebih efisien.

b.         Downscoping
Dibandingkan dengan downsizing, downscoping lebih berdampak positifpada kinerja perusahaan. Downscoping adalah pelepasan, pembagian atau cara-caralain untuk menghapus bisnis yang tidak berkaitan dengan bisnis inti perusahaan.Pada umumnya, downscoping dijelaskan sebagai serangkaian tindakan yangmenyebabkan perusahaan secara strategis memusatkan kembali perhatiannya kebisnis intinya.

c.         Leveraged Buyouts
Pada umumnya leveraged buyouts (LBOs) digunakan sebagai strategirestrukturisasi untuk memperbaiki kesalahan manajerial atau karena manajer membuat keputusan yang pada dasarnya melayani keinginan sendiri dibandingkankeinginan pemegang saham. Leveraged buyouts adalah strategi restrukturisasidimana satu pihak membeli semua aktiva perusahaan agar perusahaan menjadi milikpribadi. Ketika transaksi itu diselesaikan, saham perusahaan tidak lagi dijual kepadapublic.

2.8    Hasil Restrukturisasi
Hasil jangka pendek dan panjang dari tiga strategi restrukturisasi ditampilkan pada gambar 1 dibawah ini.

Gambar 1. Restrukturisasi dan hasilnya


 


 Seperti ditunjukkan pada gambar 1, downscoping memegang peranan pentingdalam menghasilkan lebih banyak hasil yang positif dalam jangka pendek dan jangkapanjang dibandingkan dengan penggunaan downsizing atau LBOs. Bagaimanapun hasilpositif dari downscoping pada jangka pendek dan jangka panjang hanya dapat tercapaiketika perusahaan menggunakan strategi restrukturisasi sebagaimana mestinya yaitudengan cara dimana mengijinkan perusahaan untuk memfokuskan kembali pada intibisnisnya.







DAFTAR PUSTAKA

How M & A Will Navigate The Turn Into a New Century, 2000, Mergers and Acquisitions.
Michael A. Hitt, R. Duane Ireland & Robert E. Hoskisson, Strategic Management
Competitiveness and Globalization Concepts
P. Morant & S. Ghoshal, 1999, Markets, Firms and the Process Economic Development,
Academy of Management Review.
R. Simons, 1999, How Risky In Your company? Harvard Business Review
S. Sugarawa, 1999, Merger Mania spawns Powerhouses As world Enters New Century, DallasMorning News
T.A. Stewart, 2000, Managing Risk In the 21st Century, Fortune