2.1.1 Latar Belakang
Akuisisi
adalah strategi pertumbuhan eksternal dan merupakan jalur cepat untuk mengakses
pasar baru atau produk baru tanpa harus membangun dari awal (Moin, 2004).
Akuisisi merupakan salah satu strategi perusahaan yang dilakukan untuk
memperoleh sinergi. Tindakan akuisisi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi
operasi, dan memanfaatkan bersama dua atau lebih keahlian. Sinergi yang terjadi
sebagai akibat dari penggabungan usaha, bisa berupa turunnya biaya rata-rata
per unit karena naiknya skala ekonomis, maupun sinergi keuangan yang berupa
kenaikan modal sebagai pengaruh akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Beberapa
motif perusahaan melakukan akuisisi, yaitu motif ekonomi, strategis, diversifikasi,
sinergis, dan motif non-ekonomi. Alasan perusahaan lebih tertarik memilih
akuisisi sebagai langkah strategi untuk pertumbuhan internal karena akuisisi
dianggap sebagai jalan cepat untuk mencapai tujuan perusahaan. Melalui akuisisi
perusahaan tidak perlu memulai dari awal untuk menjalani suatu bisnis baru.
Akuisisi mampu menciptakan sinergi, yaitu nilai keseluruhan perusahaaan setelah
akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan
sebelum akuisisi. Akuisisi dapat memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan
antara lain peningkatan 2 kemampuan dalam pemasaran, riset, skill manajerial,
transfer teknologi, dan efisiensi berupa penurunan biaya produksi.
2.1.2 Tujuan
Akuisisi
Apabila dikategorikan berdasarkan tujuan dilakukannya
akuisisi, maka suatu akuisisi pada umumnya memiliki maksud dan tujuan tertentu.
Menurut Agus Daryanto bahwa tujuan akuisisi adalah untuk memperbaiki sistem
manajemen perseroan yang terakuisisi. Selain itu, secara umum tujuan akuisisi
tersebut adalah:
a.
Akuisisi Bertujuan Menambah
Sinergi
Salah satu alasan melakukan akuisisi adlaah untuk
menambah sinergi dari perusahaan-perusahaan yang bergabung kepemilikannya dari
akibat akuisisi tersebut. Maksud dalam sinergi adalah nilai tambah atau
keuntungan yang diperoleh perusahaan yang terlibat dalam akuisisi.
b.
Akuisisi Bertujuan Memperluas Pangsa
Pasar
Akuisisi dapat bertujuan untuk memperluas pasar bagi
produk yang dihasilkan, karena disetiap perusahaan yang terlibat memiliki
akuisisi pangsa pasar sendiri. Namun, tujuan ini tidak otomatis dilakukannya
akuisisi, karena terdapat praktik atau kendala lain.
c.
Akuisisi Bertujuan Melindungi
Pasar
Ketika perusahaan hendak diakuisisi merupakan salah
satu pesaing bisnis, maka tujuannya untuk melindungi pasar, dimana mampu
mengsisihkan pesaing bisnis yang terakuisisi.
d.
Akuisisi Bertujuan Untuk
Mengakuisisi Produk
Dalam pengembangna usaha untuk menghasilkan produk
baru, maka dapat dilakukan dengna akuisisi perusahaan lain yang sedang
menghasilkan produk yang dikehendaki, setelah dilakukan akuisisi produk yang
mampu untuk dikembangkan lebih lanjut.
e.
Akuisisi Bertujuan Untuk Memperkuat
Bisnis Inti
Dalam memperkuat bisnis inti, perusahaan perlu
melakukan akuisisi atas perusahaan lain yang bergerak di bisnis inti yang sama.
Agar akuisisi tersebut mampu untuk bisnis inti dari perusahaan yang mengambil
alih menjadi semakin besar dan kuat.
f.
Akuisisi Bertujuan Untuk Mendapatkan
Dasar Berpihak di Luar Negeri
Untuk mengembangkan perusahaan keluar negeri, salah
satu strateginya adalah mengakuisisi perusahaan di luar negeri.
2.2 Peningkatan Penggunaan Strategi Merger dan Akuisisi
Kecenderungan
dalam strategi akuisisi adalah peningkatan yang cepat dalambanyaknya
penyelesaian akuisisi antara perusahaan yang berbeda negara yangdinamakan
“akuisisi lintas perbatasan”. Akuisisi lintas perbatasan dan aliansi
lintasperbatasan merupakan strategi alternatif yang dipertimbangkan perusahaan
dalammengejar strategi kompetitif dan pendapatan diatas rata-rata, dibandingkan
dengan aliansi-aliansi dan akuisisi-akuisisi domestik. Sebuah strategi akuisisi
seharusnya hanya digunakan pada saat mengakuisisi perusahaan dianggap dapat
meningkatkan nilai ekonomisnya melalui kepemilikan dan penggunaan asset
perusahaan yang diakuisisi.
2.3
Perbedaan
Pengambilan Alihan, Merger, dan Akuisisi
Pengambil
alihan (take over) merupakan salah satu tipe strategi akuisisi dimana
perusahaan sasaran tidak menghendaki penawaran pada perusahaan yang
mengakuisisi. Merger merupakan strategi dimana dua perusahaan setuju untuk
menggabungkan kegiatan operasionalnya dengan basis yang relatif seimbang,
karenamereka memiliki sumber daya dan kapabilitas yang secara bersama–sama
dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang lebih kuat. Merger menciptakan
group perusahaan baru yang memiliki kekuatan pasar penting yang diharapkan akan
menyebabkan pengurangan biaya secara signifikan dan meningkatkan
keuntungan.Akuisisi merupakan strategi yang dilakukan dimana sebuah perusahaan
membeli kontrol atau 100 % berminat terhadap perusahaan lain dengan tujuan
untuk menggunakan keunggulan inti secara lebih efektif dengan membuat akuisisi
perusahaan sebagai bisnis tambahan ke dalam portofolionya
2.4 Alasan untuk akuisisi
a. Meningkatkan kekuatan pasar
Alasan
utama dari akuisisi adalah mencapai kekuatan pasar yang lebih besar. Kekuatan
pasar didapat pada saat perusahaan mampu untuk menjual produknya atau
pelayanannya diatas level kompetitif atau pada saat biaya-biaya utamanya atau
kegiatan pendukung dibawah para pesaing. Kekuatan pasar didapat dari ukuran
perusahaan, sumber daya dan kemampuannya untuk bersaing di pasaran.
b. Mengatasi hambatan untuk memasuki pasar
Hambatan-hambatan
untuk memasuki pasar adalah faktor-faktor yangberkaitan dengan pasar atau perusahaan-perusahaan
yang sekarang ini beroperasi dan meningkatkan biaya dan menyulitkan perusahaan
baru untuk memasuki pasar tertentu. Hambatan masuk yang dihadapi perusahaan
pada saat mencoba memasuki pasar internasional sering kali merupakan langkah yang
sangat sulit. Sebagai jawabannya akuisisi seringkali digunakan untuk mengatasi
hambatan tersebut
.
c. Biaya pengembangan Produk Baru
Mengembangkan
produk baru sendiri dan sukses memperkenalkannya kepada pasar seringkali
membutuhkan investasi yang signifikan dalam sumber daya perusahaan. Akuisisi
merupakan cara lain dimana perusahaan dapat memperoleh akses terhadap produk
baru dan terhadap produk yang ada tapi baru bagi perusahaan. Akuisisi
memberikan perkiraan penghasilan yang lebih baik dengan memasuki pasarsecara
cepat karena kinerja produk perusahaan yang di akuisisi dapat dinilai sebelum
menyelesaikan proses akuisisi.
d. Meningkatkan kecepatan memasuki pasar
Dibandingkan
pengembangan produk internal, akuisisi dapat lebih cepatmemasuki pasar.
Akuisisi tetap harus menjadi jalan tercepat untuk pasar baru danuntuk kemampuan
baru. Penggunaan kemampuan yang baru sebagai pioner produkbaru untuk memasuki
pasar secara cepat dapat menciptakan posisi pasar yang menguntungkan.
e. Resiko lebih rendah dibandingkan dengan pengembangan
produk baru
Proses
pengembangan produk internal dapat beresiko. Sebagai alternatifnya, karena
hasil dari akuisisi dapat diramalkan dengan lebih mudah dan akurat dibandingkan
dengan hasil dari proses pengembangan produk internal, manajer lebih melihat
akuisisi menghasilkan resiko yang rendah.
f.
Peningkatan
Diversifikasi
Berdasarkan
pengalaman dan hasil dari diversifikasi, perusahaanmenemukannya secara khusus
kemudian mengembangkan dan memperkenalkanproduk baru ke dalam pasar yang
disediakan perusahaan saat ini. Sangat sulit bagi perusahaan untuk
mengembangkan suatu produk yang berbeda dari bentuknya yang sekarang ke dalam
pasar dimana mereka belum berpengalaman. Ini tidak umum bagi perusahaan untuk
mengembangkan produknya secara internal yang berarti mendiversifikasi bentuk
produk tersebut. Perusahaan biasanya boleh memilih untukmenggunakan akuisisi
yang berarti terikat dalam diversifikasi produk.
g.
Membentuk
kembali jangkauan kompetitif perusahaan
Intensitas
persaingan yang kompetitif merupakan karakteritik industri yangmempengaruhi
profitabilitas Perusahaan. Untuk mengurangi efek negatif dari adanya persaingan
yang ketat dalam kinerja keuangannya, perusahaan mungkin menggunakan akuisisi
sebagai jalan untuk menghalangi ketergantungannya pada satu produk atau pasar.
Mengurangi ketergantungan perusahaan pada satu produk atau pasar mengubah
jangkauan kompetitif perusahaan.
2.5 Masalah Dalam Mencapai Sukses Akuisisi
a. Kesulitan Integrasi
Mengintegrasikan
dua perusahaan untuk mengikuti akuisisi sangat sulit.Masalah pengintegrasian
termasuk di dalamnya adalah dua budaya perusahaan yang berbeda, menghubungkan
sistem keuangan dan sistem pengendalian, membangun hubungan kerja yang efektif
dan memutuskan masalah mengenai status eksekutif perusahaan yang baru.
b. Evaluasi sasaran yang tidak memadai
Kegagalan
untuk memenuhi proses studi kelayakan yang efektif sering kali membuat
perusahaan yang mengakuisisi harus membayar harga premium, kadangkadang sangat
berlebih untuk perusahaan sasaran. Premium yang dibayarkan tanpa studi
kelayakan yang efektif menunjukkan bahwa jumlah premium pembelian tidak
menjamin keberhasilan akuisisi.
c. Utang banyak atau luar biasa
Untuk
menghitung jumlah dari akuisisi secara lengkap sejak 1980an sampai 1990an,
beberapa perusahaan secara signifikan meningkatkan tingkat pinjaman mereka.
Sebagian membuat kemungkinan ini sebagai inovasi dalam bidang keuangan yang
disebut junk bond, pilihan perhitungan melalui sejauh mana resiko akuisisi
didanai dengan uang (hutang) yang memberikan pengembalian yang secara potensial
besar kepada yang meminjami (pemegang obligasi). Pada awal abad 21, junk bond jarang digunakan untuk mendanai
akuisisi.
d. Ketidakmampuan Untuk Mencapai Sinergi
Perusahaan
mengembangkan keunggulan bersaing melalui strategi akuisisi hanya ketika
transaksi menghasilkan sinergi pribadi (private sinergi), yang dihasilkan
ketika adanya kombinasi dan integrasi atas asset perusahaan yang menghasilkan
kemampuan dan kompetensi inti yang tidak dapat dikembangkan dengan
menggabungkan dan mengintegrasikan asset perusahaan dengan perusahaan lain.
Sinergi pribadi tercipta ketika asset perusahaan saling melengkapi dengan suatu
cara yang unik, tipe khusus dari asset yang saling melengkapi tersebut tidak
mungkin dikombinasikan dengan asset perusahaan yang lain
e. Terlalu Banyak Diversifikasi
Secara umum perusahaan menggunakan
strategi diversifikasi yangberhubungan selain menggunakan diversifikasi yang
tidak berhubungan. Perusahaan dapat mengalami overdiversifikasi. Tingkatan
dimana hal ini terjadi pada berbagai perusahaan bisa bermacam–macam. Alasan
dari banyaknya variasi adalah bahwa tiap perusahaan mempunyai kemampuan yang
berbeda yang digunakan untuk mengelola diversifikasi secara sukses. Tanpa
menghiraukan tipe strategi diversifikasi yang diimplementasikan, penurunan
kinerja biasanya terjadi akibat overdiversifikasi, setelah unit bisnis yang
berbeda tersebut dilepaskan.
f. Manajer terlalu fokus pada akuisisi
Manajer
yang terlalu fokus pada akuisisi dalam menilai hasil yang dicapaimelalui
penggunaan strategi akuisisi, dibandingkan dengan hasil yang dicapaimelalui
strategi lain dengan efektif.
g. Terlalu Besar
Kebanyakan
akuisisi menciptakan perusahaan yang besar. Dalam teori peningkatan ukuran akan
membantu perusahaan mendapatkan skala ekonomi dalam berbagai fungsi organisasi.
Dengan kata lain,pada beberapa level penambahan biaya diperlukan untuk mengatur
perusahaan yang lebih besar melebihi efisiensi keuntungan yang diciptakan oleh
skala ekonomi. Sebagai tambahannya, ketika berhadapan dengan kekomplekan yang
dihasilkan oleh ukuran yang besar, manajer terutama dari perusahaan
pengakuisisi memutuskan bahwa kontrol birokrasi akan digunakan untuk mengatur
operasi perusahaan kombinasi. Kontrol birokrasi adalah dirumuskannya pengawasan
dan perilaku hukum dan peraturan yang dibentuk untuk menjamin konsistensi
keputusan dan tindakan antar unit yang berbeda di dalam perusahaan. Konsistensi
keputusan dan tindakan dalam hal ini dapat menguntungkan perusahaan, terutama
dalam pembentukan prediksi dan penurunan biaya.
2.6 Akuisisi
yang efektif
Kita telah
mencatat bahwa strategi akuisisi tidak selalu konsisen menghasilkan
pengembalian
diatas rata–rata untuk shareholder perusahaan yang melakukan akuisisi.Namun
beberapa perusahaan dapat menciptakan nilai melalui penggunaan
strategiakuisisi.Atribut dan hasil dari akuisisi yang sukses dirangkum dalam
tabel 1 padahalaman berikut ini. Manajer yang mencari kesuksesan akuisisi harus
menekankan pada ketujuh atribut yang telah dicantumkan.
Tabel
1. Atribut Kesuksesan Akuisisi
Atribut
Hasil
|
Atribut
Hasil
|
Perusahaan
yang diakuisisi memiliki
aktiva
dan sumber daya yang
melengkapi
terhadap bisnis inti
perusahaan
yang mengakuisisi
|
Kemungkinan
yang tinggi dari sinergi
dan
keunggulan kompetitif dalam
mempertahankan
kekuatan
|
Akuisisi
yang bersahabat Integrasi yang lebih cepat dan efektif
|
Akuisisi
yang bersahabat Integrasi yang lebih cepat dan efektif
|
Perusahaan
yang mengakuisisi
memilih
perusahaan sasaran dan
melakukan
negoisasi dengan teliti
dan
hati – hati
|
Perusahaan
dengan kelengkapan paling
kuat
diakuisisi dan pembayaran tinggi
dihindari
|
Perusahaan
yang mengakuisisi
mempunyai
kelebihan keuangan
(tunai atau posisi hutang yang baik)
|
Pembayaran
(hutang atau ekuitas) lebih
mudah
dan harga yang lebih rendah
untuk mendapatkannya
|
Perusahaan
yang melakukan merger
mempertahankan
posisi hutang yang
rendah sampai sedang
|
Pembayaran
biaya yang lebih rendah,
resiko
lebih rendah (misalnya
kebangkrutan)
dan menghindari
perdagangan dengan hutang tinggi
|
Mempunyai
perubahan pengetahuan
dan
hal itu fleksibel dan mudah
beradaptasi
|
Integrasi
yang lebih cepat dan efektif
memudahkan
adanya sinergi
|
Penekanan
yang berkelanjutan
dan
konsistensi pada R & D dan
inovasi
|
Mempertahankan
keunggulan kompetitif
jangka panjang dalam pasar
|
2.7 Restrukturisasi
Pada keadaan lain
perusahaan menggunakan strategi restrukturisasi karena perubahan dalam
lingkungan eksternal dan internal. Dalam kasus ini, restrukrurisasi mungkin
cocok untuk posisi perusahaan, jadi dapat menciptakan lebih banyak nilai untuk
memegang saham, memberikan perubahan lingkungan. Dengan memperhatikan alasan
penggunaan ini, strategi restrukturisasi merubah komposisi bisnis portfolio
perusahaan. Perusahaan dapat mengadopsi tiga tipe strategi restrukturisasi
yaitu downsizing, downscoping dan leveraged buyout
a.
Downsizing
Downsizing
adalah pengurangan jumlah tenaga kerja perusahaan dankadang–kadang jumlah unit
operasi tetapi itu mungkin atau tidak mungkin merubahkomposisi bisnis dalam
perusahaan portfolio.Perusahaan menggunakan downsizing sebagai strategi
restrukturisasi untukalasan yang berbeda. Alasan yang paling banyak disebutkan
adalah bahwaperusahaan mengharapkan peningkatan keuntungan dari pengurangan
biaya danoperasi yang lebih efisien.
b.
Downscoping
Dibandingkan
dengan downsizing, downscoping lebih berdampak positifpada kinerja perusahaan.
Downscoping adalah pelepasan, pembagian atau cara-caralain untuk menghapus
bisnis yang tidak berkaitan dengan bisnis inti perusahaan.Pada umumnya,
downscoping dijelaskan sebagai serangkaian tindakan yangmenyebabkan perusahaan
secara strategis memusatkan kembali perhatiannya kebisnis intinya.
c.
Leveraged
Buyouts
Pada umumnya
leveraged buyouts (LBOs) digunakan sebagai strategirestrukturisasi untuk memperbaiki
kesalahan manajerial atau karena manajer membuat keputusan yang pada dasarnya
melayani keinginan sendiri dibandingkankeinginan pemegang saham. Leveraged
buyouts adalah strategi restrukturisasidimana satu pihak membeli semua aktiva
perusahaan agar perusahaan menjadi milikpribadi. Ketika transaksi itu
diselesaikan, saham perusahaan tidak lagi dijual kepadapublic.
2.8 Hasil Restrukturisasi
Hasil
jangka pendek dan panjang dari tiga strategi restrukturisasi ditampilkan pada gambar
1 dibawah ini.
Gambar 1. Restrukturisasi dan hasilnya
DAFTAR PUSTAKA
How M & A Will Navigate The Turn Into
a New Century, 2000, Mergers and Acquisitions.
Michael A. Hitt, R. Duane Ireland &
Robert E. Hoskisson, Strategic Management
Competitiveness and Globalization Concepts
P. Morant & S. Ghoshal, 1999, Markets,
Firms and the Process Economic Development,
Academy of Management Review.
R. Simons, 1999, How Risky In Your company?
Harvard Business Review
S. Sugarawa, 1999, Merger Mania spawns
Powerhouses As world Enters New Century, DallasMorning News
T.A. Stewart, 2000, Managing Risk In the
21st Century, Fortune