Friday, January 31, 2020

Relevansi Konsep Ilmu Keperilakuan dalam Lingkungan Perencanaan

akuntansi keperilakuan, akuntansi keprilakuan, pengertian anggaran, relevansi konsep ilmu keprilakuan dalam lingkungan perencanaan, konsep-konsep keprilakuan yang relevan dalam proses penyusunan anggaran

PEMBAHASAN
RELEVANSI KONSEP ILMU KEPERILAKUAN DALAM LINGKUNGAN PERENCANAAN

A.     Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi merupakan suatu system untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktifitas bisnis dan ekonomi. Namun, pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis juga melibatkan aspek-aspek keperilakuan dari para pengambil keputusan. Dengan demikian, akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntansi. Akhirnya, akuntansi bukanlah suatu yang statis, tetapi akan selalu berkembang sepanjang waktu seiring dengan perkembangan linkungan akuntansi, agar dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya.
 Pihak pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu pemakai internal (internal users) dan pemakai eksternal (external users). Sebagaimana dibahas sebelumnya, pemakaian laporan keuangan oleh pihak internal dimaksudkan untk melakukan serangkaian evaluasi kinerja. Sedangkan pihak eksternal, sama seperti pihak internal, tetapi mereka lebih berfokus pada jumlah investasi yang mereka lakukan dalam orgnisasi tersebut.
 Awal perkembangan riset akuntansi keperilakuan menekankan pada aspek akuntansi manajemen khususnya penganggaran (budgeting), namun domain dalam hal ini terus berkembang dan bergeser kearah akuntansi keuangan, system informasi akuntansi, dan audit. Banyaknya volume riset atas akuntansi keperilakuan dan meningkatnya sifat spesialisasi riset, serta tinjauan studi secara periodic, akan memberikan manfaat untuk beberapa tujuan berikut ini :
1.      Memberikan gambaran state of the art terhadap minat khusus dalam bidang baru yang ingin diperkenalkan.
2.      Membantu dalam mengidentifikasikan kesenjangan riset.
3.      Untuk meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset melalui subbidang akuntansi.
 Akuntansi keperilakuan menggunakan metodologi ilmu pengetahuan perilaku untuk melengkapi gambaran informasi dengan mengukur dan melaporkan faktor manusia yang mempengaruhi keputusan bisnis dan hasil mereka. Akuntasi keperilakuan menyediakan suatu kerangka yang disusun berdasarkan tekhnik berikut ini, yaitu :
1.       Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang dan kinerja perusahaan.
2.       Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan terhadap perencanaan strategis.
3.       Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan implementasi kebijakan perusahaan.
 B.      Pengertian Anggaran
Anggaran dan akuntansi memiliki hubungan yang sangat erat dimana akuntansi menyajikan data historis yang sangat bermanfaat untuk mengadakan estimasi-estimasi yang akan dituangkan dalam anggaran yang nantinya akan dijadikan sebagai pedoman kerja di waktu mendatang.. Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan dan dinyatakan dalam unit (satuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) mendatang. Orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap penyusunann anggaran serta pelaksanaannya adalah pemimpin perusahaan. Namum siapa atau bagian apa yang ditugaskan untuk mempersiapkan dan menyusun anggaran tersebut sangat tergantung pada struktur organisasi dari setiap perusahaan.

Pada dasarnya aspek keperilakuan dari penganggaran mengacu pada perilaku manusia yang muncul dalam penyusunan anggaran dan perilaku manusia yang didorong ketika manusia mencoba untuk hidup dengan anggaran. Beberapa fungsi anggaran yaitu:
1.       Anggaran merupakan hasil akhir dari proses perencanaan perusahaan.
2.       Anggaran merupakan cetak biru perusahaan untuk bertindak, yang mencerminkan prioritas manajemen dalam alokasi sumber daya organisasi.
3.       Anggaran bertindak sebagai suatu alat komunikasi internal yang menghubungkan beragam departemen atau divisi organisasi yang satu dengan lainnya.
4.       Dengan menetapkan tujuan dalam kriteria kinerja yang dapat diukur, anggaran berfungsi sebagai standar terhadap mana hasil operasi aktual yang dapat dibandingkan.
5.       Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen untuk menemukan bidang-bidang yang menjadi kekuatan atau kelemahan perusahaan.
6.       Anggaran mencoba untuk mempengaruhi dan memotivasi baik manajer maupun karyawan untuk terus bertindak dengan cara yang konsisten dengan operasi yang efektif dan efisien serta selaras dengan tujuan organisasi.

C.     Relevansi Konsep Ilmu Keprilakuan Dalam Lingkungan Perencanaan
1.       Dampak dari Lingkungan Perencanaan
Sebelum konsep ilmu keperilakuan yang memengaruhi proses perencanaan atau penyusunan anggaran dibahas, faktor-faktor yang menimbulkan variasi dalam lingkungan perencanaan perlu dipertimbangkan.

Pada dasarnya lingkungan perencanaan mengacu pada struktur, proses, pola-pola interaksi dalam penetapan kerja. Hal tersebut kadang kala disebut dengan budaya atau iklim organisasi. Sehingga meliputi tingkat formalitas dalam interaksi manusia, penerimaan manajemen puncak terhadap ide-ide baru, prosedur, dan perangkat untuk membuat agar pekerjaan dilakukan, perasaan identifikasi dengan organisasi, tingkat kohesi dari tenaga kerja dan seterusnya.

2.         Ukuran dan Struktur Organisasi
Ukuran dan strutur pada organisasi mempengaruhi perilaku manusia dan pola interaksi dalam tahap penetapan tujuan, implementasi, dann pengendalian serta evaluasi terhadap proses perencanaan. Ukuran organisasi mungkin dipandang sebagai jumlah karyawan, nilai dolar dari pabrik fisik, volume penjualan, jumlah kantor cabang, atau ukuran kuantitatif lainnya yang membedakan organisasi

Ukuran organisasi mempengaruhi struktur organisasi. Di perusahaan-perusahaan kecil, struktur perencanaan dan pengendalian adalah relatif sederhana karena aktivitas organisasi hanya dilaksanakan oleh sedikit orang sehingga dapat dikendalikan dengan mudah dan cepat. Sebaliknya, perusahaan-perusahaan besar harus mengembangkan struktur organisasi yang kompleks untuk berurusan dengan administrasi dari berbagai fungsi organisasi.

3.       Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan juga dapat mempengaruhi lingkungan perencanaan organisas. Teori X dari McGregor menjelaskan gaya kepemimpinan yang otoriter dan dikendalikan secara ketat, dimana kebutuhan efisiensi dan pengendalian mengharuskan pendekatan manajerial tersebut untuk berurusan dengan bawahannya. Berbeda dengan Teori Y yang dikemukakan oleh McCregor dan gaya kepemimpinan Likert mendorong tingkat keterlibatan dan partisipasi karyawan dalam penentuan tujuan dan pengembilan keputusan.

Untuk dapat mempraktikkan gaya kepemimpinan secara efektif, manajer atau atasan harus memperhatikan dan menyesuaikan dengan tingkat perkembangan bawahannya. Ada empat jenis perkembangan bawahan :
a.       Bawahan yang memiliki kecakapan rendah dan komitmen tinggi.
b.      Bawahan yang memiliki sedikit kecakapan dan komitmen rendah.
c.       Bawahan yang memiliki kecakapan tinggi dan komitmen bervariasi.
d.      Bawahan yang memiliki kecakapan tinggi dan komitmen tinggi.

Berikut merupakan tabel yang meringkas gaya kepemimpinan dan kesesuaiannya dengan perkembangan bawahan.
TINGKAT PERKEMBANGAN BAWAHAN
GAYA KEPEMIMPINAN YANG SESUAI
P1
Kecakapan Rendah
Komitmen Tinggi
G1
MENGARAHKAN
Struktur, Kontrol, dan Pengawasan
P2
Sedikit Kecakapan
Komitmen Rendah
G2
MELATIH
Mengarahkan dan Mendukung
P3
Kecakapan Tinggi
Komitmen Bervariasi
G3
MENDUKUNG
Memuji, Mendengarkan, dan Memudahkan
P4
Kecakapan Tinggi
Komitmen Tinggi
G4
MENDELEGASIKAN
Menyerahkan tanggungjawab untuk pembuatan keputusan sehari-hari


4.       Stabilitas Lingkungan Organisasi
Faktor lingkungan eksternal juga mempengaruhi lingkungan perencanaan yang meliputi iklim politik dan ekonomi, ketersediaan pasokan, struktur industri yang melayani organisasi, hakikat persaingan, dll. Perubahan lingkungan yang dramatis dalam tingkat bunga, fluktuasi nilai tukar mata asing, dan semakin meningkatnya persaingan dari luar negeri adalah beberapa kasus di antaranya. Sehingga diperlukan keputusan yang cepat dan tegas dalam penyesuaian tujuan atau strategi yang diperlukan. Pada kasus-kasus ini, gaya kepemimpinan otoriter terbukti lebih efisien dibandingkan dengan gaya kepemimpinan yang demokratif dan partisipatif.

D.    Konsep –Konsep Keprilakuan Yang Relevan Dalam Proses Penyusunan Anggaran
1.       Tahap penetapan tujuan
Selama tahap penetapan tujuan baik tujuan umum ataupun tujuan khusus dari manajemen puncak diterjemahkan kedalam target-target yang pasti dan dapat diukur bagi organisasi serta bagi setiap submit utama.

2.       Keselarasan Tujuan
Masalah utama dalam penetapan tujuan adalah  mencapai suatu tingkat keselarasan tujuan atau kompatibilitas yang mungkin diantara tujuan-tujuan organisasi,  subunit-subunit, dan anggota-anggota yang turut berpartisipasi.

3.       Partisipasi
Suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau lebih pihak di mana keputusan tersebut akan memiliki dampak masa depan terhadap mereka yang membuatnya.

4.       Manfaat Partisipasi
Salah satu manfaat dari partisipasi yang berhasil adalah bahwa partisipan menjadi terlibat secara emosi dan bukan dalam pekerjaan mereka. Pada dasarnya partisipasi dapat meningkatkan moral dan mendorong insiatif yang lebih besar pada semua tingkatan manajemen.

5.       Batasan dan Permasalahan Partisipasi
Bahkan dalam kondisi yang paling ideal sekalipun, partisipasi dalam penetapan tujuan mempunyai keterbatasan tersendiri. Karena proses partisipasi memberikan kekuasaan kepada para manajer untuk menetapkan hasil  isi dari anggaran mereka, kekuasaan ini bisa digunakan dengan cara yang memiliki konsekuensi disfungsional bagi organisasiitu sendiri.





Akuntansi dan Lingkungannya

akuntansi, akuntansi dan lingkungannya, pengenalan akun, perbedaan akuntansi dan pembukuan, jenis perusahaan, pemakai informasi akuntansi, analisis dan pencatatan transaksi bisnis, menggunakan akun untuk mencatat transaksi, aturan debit dan kredit, sistem akuntansi berpasangan, persamaan dasar akuntansi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Akuntansi Dan Lingkungannya
Menurut Weygant (dalam Yadiati & Wahyudi, 2007) akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan. Sedangkan menurut Meigs (dalam wikipedia.com, 2008) akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai “bahasa bisnis”.
Dengan demikian, secara singkat akuntansi berarti rekening atau perkiraan. Interpretasi akuntansi terdiri dari tiga bagian yaitu: (1) pengidentifikasian, mengenalai aatu memilah peristiwa-peristiwa ekonomi yang merupakan laporan keuangan/transaksi; (2) mencatat, pencatatan dilakukan secara sistematis, kemudian pencatatan ini diklasifikasi dan diringkas; (3) pengukuran, menetapkan nilai dari peristiwa yang dipilih tersebut dalam satuan uang; dan (4) pengkomunikasian, menyajikan informasi berdasarkan transaksi yang sedang atau sudah berlangsung.
Akuntansi adalah sistem informasi yang memberikan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan. Kegiatan ekonomi meliputi :
1.      Produksi, kegiatan ekonomi untuk menghasilkan atau menambah nilai guna suatu barang atau jasa untuk dijual kepada konsumen.
2.      Distribusi, kegiatan ekonomi untuk menyalurkan barang-barang atau jasa dari produsen ke konsumen dengan cara dan teknik tertentu.
3.      Konsumsi, kegiatan ekonomi untuk menghabiskan atau memakai barang atau jasa yang dihasilkan oleh konsumen.
Kondisi perusahaan adalah keadaan suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatannya. Akuntansi dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu  definisi dari sudut pemakai dan dari sudut proses kegiatannya.Ditinjau dari sudut pemakai, akuntansi didefinisikan sebagai suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efesien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi.
Informasi yang dihasilkan akuntansi diperlukan untuk :
1.      Membuat perencanaan yang efektif, pengawasan dan pengambilan keputusan oleh manajemen, dan
2.      Pertanggungjawaban organisasi kepada para investor, kreditur, badan pemerintah dan sebagainya.
Ditinjau dari sudut proses kegiatan, akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data keuangan suatu organisasi. Kegiatan akuntansi merupakan tugas yang kompleks dan menyangkut berbagai kegiatan. Pada dasarnya akuntansi harus :
1.      Mengidentifikasi data mana yang berkaitan atau relevan dengan keputusan yang diambil.
2.      Memeroses atau menganalisis data yang relevan.
3.      Mengubah data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.
Akuntansi menghasilkan informasi yang dituangkan dalam bentuk laporan dan biasanya digunakan dalam pengambilan keputusan. Informasi itu sendiri adalah data atau fakta yang diolah dan disajikan dengan cara tertentu sehingga mempunyai makna bagi yang berkepentingan atau bagi yang dituju oleh informasi tersebut. Informasi suatu data harus mempunyai sebagai berikut.
1.      Nilai informasi
2.      Kualitas Informasi

Nilai informasi hanya dapat ditentukan secara relatif dalam hubungannya dengan pengambilan keputusan tertentu. Suatu informasi akan bernilai manakala informasi tersebut dapat :
1.      Menambah pengetahuan pengambil keputusan (baik keputusan masa sekarang maupun mendatang).
2.      Menambah keyakinan pemakai informasi mengenai probabilitas terealisasinya suatu harapan dalam kondisi ketidakpastian (mengurangi ketidakpastian.
3.      Mengubah keputusan atau menyebabkan perubahan.
Jadi, nilai informasi adalah kemampuan informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keyakinan pemakai dalam mengambil keputusan.
Kualitas Informasi berkaitan dengan intensitas informasi dalam memenuhi nilai informasi. Kualitas yang tinggi akan memberikan kepuasan (utility) yang tinggi pula bagi pemakainya. Dengan kata lain, kualitas informasi bergantung pada kebutuhan pemakai (relevansi) dan proses penyediaan informasi (reliabilitas). Jadi, relevansi dan reliabilitas merupakan unsure utama pembentuk kualitas informasi.
1.      Relevansi (relevance), artinya Informasi mempunyai nilai tinggi kalau informasi tersebut berkaitan dengan dan membuat perbedaan dalam suatu pengambilan keputusan.
2.      Reliabilitas, artinya Informasi akan berkurang nilainya kalau orang yang menggunakan informasi meragukan keterandalan (reliabilitas)   informasi tersebut. Reliabilitas biasanya bersangkutan dengan sumber informasi dan cara pengolahannya.
Relevansi harus memenuhi ketiga syarat yaitu :
1.      Nilai Prediktif menekankan pada kemampuan informasi dalam membantu pemakai memprediksi hasil atau akibat suatu peristiwa masa lalu, sekarang,atau apa yang akan terjadi.
2.      Nilai Balikan terletak pada kemampuan informasi dalam membantu pemakai mengkonfirmasi/meyakinkan bahwa harapan-harapan sebelumnya telah tercapai tau menyimpang dari kenyataan.
3.      Ketepatwaktuan berkaitan berkaitan dengan ketersediaan informasi pada saat dibutuhkan. Informasi yang sebenarnya bernilai prediksi dan balikan tinggi dapat menjadi tidak relevan kalau tidak tersedia pada saat dibutuhkan.
Reabilitas harus memenuhi karakteristik-karakteristik berikut :
1.      Keterujian (verifiability), artinya informasi dapat diandalkan kualitasnya kalau informasi tersebut dapat diuji kebenarannya berdasarkan fakta-fakta yang mendukungnya. Kebenaran informasi berkaitan erat dengan sumber dan pengukuran jumlah rupiah suatu objek transaksi. Oleh karena itu, bukti transaksi merupakan hal yang sangat  penting dalam akuntansi.
2.      Kenetralan (neutrality), artinya informasi dapat diandalkan kualitasnya kalau informasi tersebut bebas baik dari segi pengukuran maupun penyajiannya. Kenetralan memberikan isyarat bahwa informasi tidak disajikan dengan cara tertentu yang mengarahkan pemakai untuk melakukan tindakan tertentu sesuai dengan keinginan penyaji informasi.
3.      Ketepatan Penyimbolan (representational faithfulness) informasi akuntansi sering dinyatakan dalam bentuk symbol-simbol beserta pengukurannya untuk mempresentasikan suatu fenomena atau objek ekonomik tertentu yang kompleks. Elemen laporan keuangan (misalnya aktiva atau asset) merupakan symbol untuk mempresentasikan kondisi perusahaan dari segi keuangan.
Faktor-faktor lain yang dapat menentukan kualitas informasi yaitu :
1.      Ketelitian (accuracy), artinya informasi harus bebas dari kesalahan pengukuran karena kesalahan pengukuran dapat mengurangi nilai informasi. Ketelitian berkaitan dengan tingkat penyimpangan hasil pengukuran dengan ukuran sesungguhnya objek yang diukur. Angka-angka perkiraan (misalnya ramalan penjualan) dikatakan teliti kalau angka ramalan tersebut ternyata sama atau mendekati angka penjualan yang sesungguhnya terjadi.
2.      Bentuk (form), artinya informasi harus disajikan dalam format yang paling sesuai dengan permintaan pemakainya. Informasi dapat disajikan dalam bentuk laporan di atas kertas, disket, tampilan di layar monitor, atau dalam bentuk yang dapat dibaca dengan mudah oleh pemakainya. Peringkasan data menjadi informasi sesuai dengan tingkatan manajemen juga merupakan salah satu bentuk penyajian informasi.
3.      Tempat (place), artinya informasi mempunyai nilai yang tinggi kalau informasi tersimpan dalam bentuk yang mudah diperoleh (diakses) kembali pada saat dibutuhkan.
2.1.1        Pengenalan Akun Akun
Akun adalah tempat untuk mencatat transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Akun terbagi dalam dua golongan besar, yaitu akun riil dan akun nominal.
1.    Akun Riil
Akun riil adalah akun-akun yang terdapat dalam neraca. Akun riil terdiri dari :
a.       Aktiva (Aset/Harta)
Aktiva adalah harta yang terdapat dan digunakan dalam kegiatan perusahaan. Aktiva terdiri dari tiga jenis, yaitu :
­    Aktiva Lancar
Aktiva lancar adalah harta perusahaan yang biasanya habis dipakai kurang dari satu tahun. Akun dalam aktiva lancar diurutkan berdasarkan dari yang paling lancar (liquid). Aktiva lancar terdiri dari : Kas, Piutang, Sediaan, dan lain - lain.
­    Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah harta perusahaan yang biasanya habis dipakai lebih dari satu tahun. Aktiva tetap terdiri dari : Peralatan, Mesin, Gedung, Tanah, dan lain - lain.
­    Aktiva Lain - lain
Aktiva lain - lain adalah harta perusahaan yang tidak dapat digolongkan ke dalam aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva lain - lain terdiri dari : Mesin dalam proses perbaikan, Gedung dalam proses pembangunan, dan lain - lain.
b.      Hutang
Hutang adalah kewajiban perusahaan yang harus dilunasi pada waktu tertentu. Hutang terdiri dari :
­   Hutang Jangka Pendek
Hutang jangka pendek adalah kewajiban perusahaan yang harus dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Hutang jangka pendek terdiri dari : hutang dagang, hutang bunga, hutang gaji, dan lain - lain.
­   Hutang Jangka Panjang
Hutang jangka panjang adalah kewajiban perusahaan yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Hutang jangka panjang terdiri dari : hutang bank, hutang obligasi, dan lain - lain.
c.       Modal
Modal adalah hak pemilik atas harta perusahaan setelah dikurangi kewajiban. Modal dapat juga diartikan sebagai uang, tanah, gedung, dan barang berharga lain yang diserahkan pemilik kepada perusahaan.
2.      Akun Nominal
Akun nominal adalah akun - akun yang terdapat dalam laporan rugi-laba. Akun nominal terdiri dari :
a.       Pendapatan
Pendapatan adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan dari kegiatan operasional maupun non operasional. Pendapatan terdiri dari :
­   Pendapatan dalam Usaha
Pendapatan dalam usaha adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan melalui kegiatan operasionalnya. Contohnya : pendapatan usaha.
­   Pendapatan diluar Usaha
Pendapatan diluar usaha adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan melalui kegiatan non operasional. Contohnya : pendapatan sewa.
b.      Beban / Biaya
Dalam akuntansi biaya, beban dan biaya adalah dua jenis akun yang berbeda. Namun dalam kesempatan kali ini, aku tidak akan membahasnya.
Beban terdiri dari :
­   Beban dalam usaha
Beban dalam usaha adalah beban yang muncul karena kegiatan operasional perusahaan. Contohnya : beban gaji, beban iklan, beban listrik, dan lain - lain.
­   Beban diluar Usaha
Beban diluar usaha adalah beban yang muncul karena kegiatan non operasional. Contohnya : beban bunga, beban administrasi bank, dan lain - lain.

2.1.2        Perbedaan Akuntansi Dan Pembukuan
Akuntansi merupakan suatu proses pekerjaan yang di dalamnya berhubungan dengan datakeuangan, akuntansi sendiri menyediakan informasi berupa data keuangan misalnya, pada sebuah organisasi atau instansi dari mulai pencatatan transaksi sampai dengan pencatatan akhir  laporan keuangan yang biasanya dilaporkan dalam jangka waktu tertentu dan prinsip akuntansi berlaku umum.
·           Akuntansi sendiri memiliki jangkauan yang lebih luas dari pembukuan
·           Belajar akuntansi akan lebih membutuhkan kemampuan analitis yang cukup tinggi maka, butuh pengetahuan yang mendalam untuk bidang ini atau jika ditempuh memalui pendidikan minimal yaitu lulusan S1
·           System kerja akuantansi dalam melakukan pencatatan keuangan dan laporan mengenai informasi keuangan yaitu menggunakan jangka waktu tertentu
Pembukuan merupakan suatu proses yang berbeda dalam akuntansi. Tujuan pembukuan yaitu membantu anda memberikan gambaran mengenai pendapat serta pengekuaran  yang  bias anya dilakukan pada akhir periode akuntansi. Jadi, bisa dikatakan pembukuan yaitu suatu kegiatan untuk menjaga dokumen setiap transaksi keuangan entitas yang memiliki tujuan untuk membentuk acuan dasar dalam proses akuntansi.
·         Pembukuan adalah suatu prose yang ada dalam akuntansi atau pembukuan merupakan bagian dari proses akuntasi
·         Belajar pembukuan sedikit lebih mudah daripada akuntansi yang harus membutuhkan kemampuan analitis tinggi. Maka untuk belajar pembukuan lulusan SMA/SMK sederajat sudah bisa dikatakan cukup
·         System kerja pembukuan dalam melakukan kegiatan pencatatan keuangan hanya dilakukan secara sistematis.
2.1.3        Jenis Jenis Perusahaan
Jenis-jenis perusahaan yang bertujuan menghasilkan laba yaitu :
1.        Perusahaan Jasa (service business), yaitu perusahaan yang mendapatkan laba dengan cara menjual jasa dari sumber daya yang dimiliki.
2.        Perusahaan Dagang (trading business), yaitu perusahaan yang mendapatkan labanya dengan cara membeli terlebih dahulu barang (dagang), kemudian menjualnya kembali (tanpa mengubah bentuk) dengan harga yang lebih tinggi.
3.        Perusahaan Pabrik (manufacturing business), yaitu perusahaan yang mendapatkan labanya dengan cara membeli barang (bahan mentah), kemudian mengolahnya dengan mengeluarkan biaya, dan setelah menjadi barang jadi dijual dengan harga yang lebih tinggi.
Beberapa bentuk perusahaan yang dikenal saat ini yaitu :
1.      Perorangan, adalah perusahaan yang dimiliki oleh perorangan
2.      Persekutuan adalah perusahaan yang dimiliki oleh dua atau lebih individu
3.      Korporasi (perseroan) adalah perusahaan yang dibentuk berdasarkan peraturan pemerintah, sebagai badan hukum yang terpisah. Kepemilikannya terbagi dalam lembar saham.
4.      Perusahaan dengan kewajiban terbatas, gabungan dari karakteristik persekutuan dan dan korporasi.
2.1.4        Pemakai informasi akuntansi
Akuntansi harus dipahami sebagai suatu system informasi yang tidak saja dilihat dari segi proses mampu memroses dan menghasilkan data keuangan, tetapi haruslah dilihat dari segi penyajian dan pengungkapan data tersebut, dimana bertujuan untuk menghasilkan informasi.
Pihak-Pihak yang berkepentingan terhadap akuntansi sebagai suatu sistem  informasi :
1.      Manajer, menggunakan akuntansi untuk :
·           Menyusun perencanaan perusahaan
·           Mengevaluasi kemajuan yang dicapai dalam usaha mencapai tujuan,
·           Melakukan tindakan-tindakan koreksi yang diperlukan.
2.      Investor, menggunakan akuntansi dalam hal penanaman modal dalam perusahaan dengan tujuan mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapannya.
Terkait dengan akuntansi, maka investor akan melakukan hal-hal sebagai berikut.
·           Mengevaluasi pendapatan yang diperkirakan akan dapat diperoleh dari investasinya.
·           Memonitoring perusahaan dengan menganalisis laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan atau berita-berita keuangan dalam berbagai surat kabar dan majalah (dilakukan saat investasi sudah dilakukan)
3.      Kreditur, menggunakan akuntansi untuk menilai layak tidaknya suatu perusahaan memberikan kredit kepada pihak yang diberikan kredit. Kreditur hanya bersedia memberikan kredit kepada calon penerima kredit yang dipandang mampu mengembalikan bunga dan mengembalikan kredit tepat pada waktunya.  Kreditur selalu meminta laporan keuangan untuk dinilai, apakah kredit yang telah digunakan sesuai dengan tujuan yang telah disepakati.
4.      Instansi Pemerintah, menggunakan informasi akuntansi terkait dengan penetapan pajak dan pengawasan perusahaan oleh pemerintah. Badan-badan pemerintah tertentu seperti badan pelayanan pajak atau badan pengembangan pasar modal (Bapepam), membutuhkan informasi keuangan dari perusahaan-perusahaan wajib pajak atau perusahaan yang menjual sahamnya melalui pasar modal.
5.      Organisasi nirlaba, membutuhkan informasi akuntansi seperti halnya organisasi yang bertujuan mencari laba dalam hal :
·           Penetapan anggaran organisasi
·           Pembayaran tenaga kerja,
·           Membayar listrik dan sewa
·           Urusan-urusan keuangan lainnya
6.      Pemakai lainnya, menggunakan informasi akuntansi oleh berbagai pihak lain untuk kepentingan-kepentingan tertentu yaitu dalam hal :
·           Mengajukan kenaikan gaji atau tunjangan-tunjangan lain dari perusahaan tempat mereka bekerja.
2.2    Analisis dan Pencatatan Transaksi Bisnis
Transaksi keuangan merupakan aktivitas ekonomi dalam subsistem perusahaan atau kejadian yang terjadi pada unit perusahaan yang dimiliki, objek pengukurannya dapat dinilai dengan nilai mata uang serta dalam sistem akuntansi dapat mempengaruhi laporan keuangan yang dibuat. Dengan demikian, transaksi keuangan dapat pula diartikan sebuah peristiwa ekonomi yang berpengaruh terhadap aktiva dan ekuitas perusahaan yang diwujudkan ke dalam aun yang bertambah dan yang berkurang dan diukur dalam satuan moneter.
Transaksi keuangan mempunyai nilai atau dinyatakan dalam satuan uang. Transaksi keuangan sangat berpengaruh terhadap kondisi keuangaan perusahaan atau unit organisasi, karena dengan adanya transaksi yang terjadi dalam perusahaan kita dapat melihat bagaimana perusahaan menggunakan sumber daya ekonomi perusahaan dan bagaimana cara memperoleh dana yang dapat digunakan untuk membiayai kegiatan tersebut.
Transaksi keuangan atau bisnis tidak hanya menyangkut jual beli yang dilaksanakan ketika perusahaan mengeluarkan atau menerima uang tunai. Transaksi Keuangan ata Bisnis merupakan semua kejadian yang menyangkut unit organisasi yang dapat diukur dalam satuan uang dan berpengaruh terhadap kekayaan organisasi (perusahaan). Ketika pemilik menyerahkan kendaraan atau rumah yang dapat digunakan untuk operasional dan menjadi hak milik perusahaan, kejadian tersebut termasuk transaksi keuangan, yaitu transaksi modal. (sumber :Akuntansi,Tim Sosio Prawara Cendekia, Penerbit Sewu,2012)
2.2.1   Bagan Transaksi Keuangan


2.2.2   Menggunakan Akun untuk Mencatat Transaksi
Transaksi dicatat menggunakan persamaan akuntansi. Namun, bentuk ini tidakefisienatau tidak praktis untuk perusahaan yang harus mencatat dan merangkum ribuan atau jutaan transaksi setiap hari. Oleh karena itu, sistem akuntansi dirancang untuk menunjukkan kenaikan dan penurunan setiap elemen persamaan akuntansi dicatatan tersendiri. Catatan ini disebut akun(account).
Suatu akun, dalam bentuk yang paling sederhana, memiliki tiga bagian:
1.      Setiap akun memiliki judul, yaitu nama pos yang dicatat dalam akun.
2.      Setiap akun memiliki tempat untuk mencatat jumlah kenaikan pos.
3.      Setiap akun memiliki tempat untuk mencatat jumlah penurunan pos.
Bentuk paling sederhana dari akun yaitu akun T, memiliki tiga bagian:
1.      Nama akun, yaitu nama dari item yang dicatat dalam suatu akun.
2.      Sisi kiri, disebut sisi debet.
3.      Sisi kanan, disebut sisi kredit.
Jumlah yang dimasukkan di sisikiri akun dikatakan debet pada akun. Jumlah yang dimasukkan di sisi kanan akun dikatakan kredit pada akun. Secara periodik, saldo akan dihitung.
Bagan Akun
Transaksi dicatat dalam catatan yang disebut jurnal. Setiap transaksi dicatat dengan jumlah debet yang sama dengan jumlah kredit. Saldo normal suatu akun berada disisi akun (debet dan kredit) dimana kenaikan dicatat. Aturan debet dan kredit untuk mencatat kenaikan dan penurunan dalam akun aset, liabilitas, ekuitas pemilik, pendapatan, dan beban.
Aset (assets) adalah sumber daya yang dimiliki oleh entitas bisnis. Beberapa contoh aset meliputi piutang, beban dibayar dimuka (seperti asuransi), gedung, peralatan, dan tanah.
Liabilitas (liabilities) adalah utang kepada pihak luar. Contoh, utang usaha (accounts payable), wesel bayar (notes payable), dan utang upah (wages payable).
Ekuitas pemilik atau modal pemilik (owner’s equity) adalah hak pemilik terhadap aset perusahaan setelah seluruh liabilitas dibayarkan. Akun prive atau akun penarikan pemilik (drawing) menunjukkan jumlah penarikan yang dilakukan pemilik untuk kepentingan pribadi.
Pendapatan (revenues) adalah kenaikan dalam ekuitas pemilik sebagai hasil dari menjual barang dan jasa ke pelanggan. Contoh, pendapatan jasa (fees earned), pendapatan penjualan (fares earned), pendapatan komisi, dan pendapatan sewa.
Beban (expenses) adalah hasil dari penggunaan aset atau jasa dalam proses menghasilkan pendapatan. Contoh, beban gaji karyawan, beban sewa, beban utilitas (listrik, air, telepon), beban habis pakai, dan beban lain-lain.
Bagan akun dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi laporan keuangan bagi manajer perusahaan dan pengguna lainnya.
2.2.3 Aturan Debit dan Kredit
Harta =  Kewajiban + Modal + Pendapatan – Biaya
Harta + Biaya =  Kewajiban + Modal + Pendapatan
Rekening  biaya mengikuti pola rekening aktiva, yaitu apabila bertambah dicatat di sebelah kiri (debit), dan apabila  berkurang dicatat di sebelah kanan (kredit).
Rekening pendapatan mengikuti pola rekening kewajiban dan ekuitas, yaitu  apabila bertambah dicatat di sebelah kanan (kredit) dan apabila berkurang dicatat sebelah kiri (debit).
Sistem akuntansi berpasangan mengenal dua istilah, yaitu debit (Dr) dan kredit (Cr). Debit dapat diartikan sebagai kiri dan kredit dapat diartikan sebagai kanan (Kieso, et.al, 2004).  Total nilai  yang ada disebelah debit (kiri) harus sama (seimbang) dengan total nilai disebelah kredit (kanan). Dalam sistem akuntansi berpasangan, debit harus sama dengan kredit (Dr = Cr). Sistem akuntansi berpasangan didasarkan pada persamaan dasar akuntansi, yaitu: Aktiva = hutang + ekuitas Aktiva merupakan harta entitas  atau sumberdaya  entitas yang digunakan untuk menjalankan operasi usaha. Aktiva bersumber dari pendanaan kreditur (hutang) maupun setoran dari pemegang saham (pemilik) dan hasil usaha periode sebelumnya (ekuitas). Apabila persamaan dasar akuntansi  dihubungkan dengan keseimbangan debit dan kredit maka: Dr    (Aktiva) = Cr ( Hutang + Ekuitas)
Dari persamaan itu dapat disimpulkan: 1.  Saldo normal (letak yang seharusnya) akun aktiva adalah disebelah debit sedangkan akun hutang dan ekuitas memiliki saldo normal kredit. Artinya pada saat penutupan buku saldo akhir aktiva harus disebelah debit sedangkan hutang dan ekuitas harus disebelah kredit. 2.  Aktiva bertambah disebelah debit dan berkurang disebelah kredit. Hutang dan ekuitas bertambah disebelah kredit dan berkurang di sebelah debit. 3.    Bila dikaitkan dengan pendapatan dan biaya maka : Pendapatan akan menambah  ekuitas/modal, sehingga saldo normal pendapatan sama dengan ekuitas (sebelah kredit). Apabila pendapatan terjadi dicatat disebelah kredit.
Biaya-biaya  akan mengurangi ekuitas/modal, sehingga saldo normal biaya disebelah debit dan apabila biaya terjadi dicatat disebelah debit.
2.2.3   Sistem Akuntansi Berpasangan
Sistem Akuntansi Ayat Jurnal Berpasangan
Semua perushaan menggunakan system akuntansi ayat jurnal berpasangan(double-entry accounting system). Sistem ini berdasarkan persamaan akuntansi yang memerlukan:
1.      Setiap transaksi bisnis dicatat setidaknya ke dalam dua akun.
2.      Total debet yang dicatat untuk setiap transaksi sama dengan total kredit yang dicatat.
Sistem akuntansi ayat jurnal berpasangan juga memiliki aturan pendebetan dan pengkreditan (rules of debet dan kredit) khusus untuk mencatat transaksi ke dalam akun.


Akun Laporan Posisi Keuangan
Akun Laporan Posisi Keuangan
ASET
LIABILITAS
EKUITAS PEMILIK
Akun Aset
Akun Liabilitas
Akun Modal Pemilik
Debet
Kredit
Debet
Kredit
Debet
Kredit
untuk
untuk
untuk
untuk
untuk
untuk
kenaikan
penurunan
penurunan
kenaikan
penurunan
kenaikan
(+)
(-)
(-)
(+)
(-)
(+)
Aturan debet dan kredit untuk akun posisi keuangan adalah sebagai berikut.

Akun Laporan Laba Rugi
Aturan debet dan kredit akun-akun laporan laba rugi didasarkan padahubungannya dengan ekuitas pemilik.
Akun Laporan Laba Rugi
Akun Pendapatan
Akun Beban
Debet
Kredit
Debet
Kredit
untuk
untuk
untuk
untuk
penurunan
kenaikan
kenaikan
penurunan
(-)
(+)
(+)
(-)










Akun Prive
Aturan pendebetan dan pengkreditan akun penarikan model pemilik (prive) didasarkan pada dampaknya terhadap modal pemilik.
Akun Prive
Debet
Kredit
untuk
untuk
kenaikan
penurunan
(+)
(-)






Saldo Normal Akun
Jumlah kenaikan yang dicatat dalam suatu aku sama atau lebih besar daripada jumlah penurunan yang dicatat dalam akun tersebut. Dengan demikian, saldo normal dalam suatu akun bisa debet atau kredit bergantung apakah kenaikan akun tersebut dicatat sebagai debet atau kredit.
Penjurnalan
Transaksi-transaksi dijurnal dan dipindahbukukan ke dalam buku besar menggunakan aturan debet dan kredit. Debet dan kredit setiap pencatatan jurnal dipindahbukukan ke dalam akun dalam sesuai urutan dimana mereka berada didalam jurnal.
Proses pencatatan transaksi dalam jurnal disebut menjurnal (journalizing). Bentuk pencatatan transaksi disebut ayat jurnal (journal entry). Proses untuk menganalisis transaksi dengan menggunakan system ayat jurnal berpasangan dirangkum sebagai berikut:
1.      Baca dengan teliti uraian transaksi untuk menentukan akun-akun yang terpengaruh oleh transaksi tersebut, apakah aset, liabilitas, ekuitan pemilik, pendapatan, beban atau prive.
2.      Untuk setiap akun yang terpengaruh oleh transaksi, tentukan apakah saldo akun naik atau turun.
3.      Tentukan apakah setiap kenaikan atau penurunan perlu dicatat sebagai debit atau kredit, dengan mengikuti aturan debit dan kredit.
4.      Catat transaksi dengan menggunakan ayat jurnal.
Akun ayat jurnal
Istilah transaksi yang umum
Debit
Kredit
Menerima kas untuk jasa yang diberikan
Kas
Pendapatan jasa
Jasa diberikan secara kredit
Piutang usha
Pendapatan jasa
Menerima kas dari piutang
Kas
Piutang usaha
Pembelian kredit
Akun asset
Utang usaha
Pembayaran utang
Utang usaha
Kas
Pembayaran kas
Akun aset atau beban
Kas
Investasi pemilik
Kas dan/atau asset
Modal, (nama)
Penarikan pemilik
Prive, (nama)
Kas dan/atau aset

Memindahbukukan Ayat Jurnal Ke Dalam Akun
Suatu tansaksi pertama kali dicatat dalam sebuah jurnal. Secara periodik, ayat jurnal dimasukkan ke akun yang sesuai di buku besar. Proses memindahkan debet dan kredit dari ayat jurnal ke dalam akun disebut pemindahbukukan (posting).
Daftar Saldo
Daftar saldo disiapkan dengan mendaftarkan akun-akun dari buku besar. Salah satu cara menemukan kesalahan adalah dengan menyiapkan daftar saldo (trial balance). Tahapan penyiapan daftar saldo adalah sebagai berikut:
1.        Tulis nama perushaan, diikuti dengan judul laporan daftar saldo. Serta tanggal penyajian.
2.        Tulis akun-akun dari buku besar dan masukkan saldo debit dan kreditnya ke dalam kolom debit dan kredit daftar saldo.
3.        Jumlahkan kolom debit dan kredit daftar saldo.
4.        Periksa jumlah kolom debit harus sama dengan jumlah kolom kredit.
Daftar saldo ini meliputi daftar saldo yang telah disesuaikan (adjusted trial balance) dan daftar saldo penutup (post-closing trial balance)
Kesalahan Memengaruhi Daftar Saldo
Total dari kolom debet dan kredit dari neraca saldo haruslah seimbang. Jika total keduanya tidak seimbang, ada kesalahan yang terjadi. Kesalahan dapat terjadi meskipun daftar saldo sudah seimbang. Kesalahan tersebut membutuhkan sebuah perbaikan pencatatan jurnal. Metode yang berguna untuk menemukan kesalahan adalah sebagai berikut.
1.        Jika terdapat selisih sebesar 10, 100, atau 1.000 antara total debet dan kredit sering kali berasal dari kesalahan penjumlahan.
2.        Jika selisih dapat dibagi 2, kesalahan bisa terjadi karena debet diposting sebagai kredit atau sebaliknya.
3.        Jika selisih dapat dibagi 9, telusuri kembali saldo akun ke buku besar untuk mengetahui kesalahan pemindahan saldo dari buku besar. Dua jenis kesalahan yang biasanya ditemukan dikenalsebagai transposisi dan selip (slide).Transposisi terjadi saat urutan angka terbalik contoh Rp542.000 menjadi Rp452.000. sedangkan, slide sebuah angka terselip atau hilang, sehingga sisanya bergeser satu digit atau lebih ke kanan atau ke kiri, seperti menulis.
4.        Jika kesalahan tidak habis dibagi 2 atau pun 9, buku besar harus ditinjau ulang untuk menemukan jumlah buku besar yang sama dengan jumlah kesalahan yang belum dipindah ke daftar saldo.
5.        Jika kesalahan tidak ditemukan melalui langkah sebelumnya, proses akuntansi harus ditelusuri kembali.

Kesalahan Tidak Memengaruhi Daftar Saldo
Ada kalanya suatu kesalahan tidak menyebabkan daftar saldo tidak seimbang. Kesalahan ini bisa jadi ditemukan ketika menyiapkan daftar saldo atau ditunjukkan oleh saldo tidak biasa suatu akun. Ketika kesalahan tersebut ditemukan, kesalahan harus dikoreksi. Jika kesalahan telah dijurnal dan dipindahbukukan ke buku besar, jurnal koreksi (correcting journal entry) harus dibuat.
2.3    Persamaan Dasar Akuntansi
Persamaan dasar akuntansi merupakan hubungan antara harta, utang dan modal yang dimiliki oleh perusahaan. Persamaan dasar akuntansi digunakan sebagai dasar pencatatan system akuntansi, artinya setiap transaksi yang terjadi harus dicatat dalam dua aspek. Transaksi yang merubah aktiva di imbangi perusahaan pada kewajiban. Jadi persamaan dasar akuntansi adalah keseimbangan antara sisi kiri (aktiva) dan sisi kanan (pasiva), perubahan yang timbul akibat adanya transaksi keuangan keseimbangan akan selalu di pertahankan.

2.3.1 Rumus dasar dari Persamaan Dasar Akuntansi
Harta = Utang + Modal
Rumusan diatas dapat diartikan bahwa Jumlah Harta harus sama dengan Jumlah Utang ditambah dengan jumlah Modal.
Bila rumus dasar di atas diuraikan lebih detail lagi sesuai dengan kelompok akun, maka rumus Persamaan Dasar Akuntansi bisa di tuliskan sebagai berikut :
Harta = Utang + Modal + Pendapatan – Beban
Arti dari rumusan yang lebih detail ini bisa disimpulkan bahwa Pendapatan akan menambah jumlah modal sedangan Beban akan mengurangi jumlah Modal.
Format Persamaan Dasar Akuntansi dapat dibuatkan tabel sebagai berikut :
TGL
 HARTA
 KEWAJIBAN + MODAL
Ket.
Kas
Piutang
Perlengkapan
Peralatan
(Akum. Peny)
Hutang
Modal Tn Abu